Puluhan Anak Di Suriah Tewas Oleh Vaksin Yang Berasal Dari PBB
Pemerintah Suriah melakukan vaksinasi
terhadap anak dan orang dewasa terkait banyaknya wabah penyakit akibat
konflik yang berkepanjangan di negerinya yang kini terpecah belah.
Vaksin polio sudah diberikan pada tahun
2013 lalu, kini vaksin campak diberikan kepada warganya akibat semakin
banyaknya wabah campak pada tahun 2014.
Anak-anak Meninggal Dunia
Vaksinasi campak dilakukan terhadap
ribuan anak-anak di Suriah. Namun terjadi insiden yang tak diharapkan,
sudah lebih dari 50 anak lainnya mengalami alergi setelah menerima
vaksin.
Bahkan, beberapa sudah meninggal dunia seperti dilansir oleh Xinhua mengutip pernyataan SOHR atau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
(15/9/2014) Tewas 10 Anak
Menurut SOHR atau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia,
sudah 10 anak diyakini meninggal dunia akibat vaksin campak yang
diberikan kepada anak-anak di Suriah, tepatnya di daerah Sinjar, Sheikh
Barakeh dan Um Moilat. Kemungkinan akan lebih banyak lagi anak-anak yang
akan kehilangan nyawa sebagai akibat dari situasi kesehatan yang
memburuk ini.
(16/9/2014) Tewas 5 Anak = Total 15 Anak
Sedikitnya 15 anak
meninggal dunia setelah terkontaminasi vaksin campak di daerah yang
dikuasai pejuang Suriah di provinsi utara negara tersebut, Idlib, ujar
laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR)
pada Selasa (16/9/2014). Hingga malam hari, masih banyak anak dari
delapan kota di provinsi Idlib yang masih menerima perawatan intensif
terkait hal ini.
(17/9/2014) Tewas 19 Anak = Total 34 Anak
Menurut laporan yang dirilis oleh The Guardian
pada Rabu (17/9/2014), jumlah korban meninggal akibat kontaminasi
vaksin campak telah mencapai 34 orang setelah disuntik vaksin campak
yang terkontaminasi atau tidak steril. Korban yang tewas diperkirakan
masih akan meningkat. Kini, banyak anak-anak dari delapan kota di
provinsi Idlib, barat laut Suriah, dalam perawatan intensif.
(18/9/2014) Tewas 2 Anak = Total 36 Anak
Sebuah laporan
menyebutkan sedikitnya sudah 36 anak meninggal setelah menerima vaksin
campak yang disponsori PBB hingga Kamis (18/9/2014). Dokter di kota
Jirjanaz dan Maaret al-Nouman di barat laut provinsi Idlib mengatakan
anak-anak mulai sakit setelah menerima vaksin. Kelompok oposisi Suriah
menyangkal dugaan tersebut.
Vaksin Berasal Dari PBB
Kepala Departemen Medis Idlib Monther
Khalil dan para pejabat pemerintah membantah tuduhan adanya kelalaian
dan mengatakan bahwa vaksin itu berasal dari Unicef dan WHO yang
dibawa melalui pemerintah Turki. Bahkan, menurut mereka, vaksin yang
sama telah digunakan kepada 60.000 sekolah di 30 lokasi berbeda dalam
beberapa hari terakhir.
“Vaksin itu sangat aman dan tidak
berisiko terhadap anak yang baru saja divaksin. Kami telah memberi
vaksin campak terhadap 60 ribu anak dan tidak ada masalah,” kata kepala
departemen kesehatan Idlib Monther Khalil.
Bahkan sebelumnya, untuk vaksin polio, ia
mengatakan bahwa petugas pemberi vaksin sebelumnya juga telah melakukan
vaksin polio terhadap 252 ribu anak dan tidak ada kompikasi.
Saling Tuduh
Akibat insiden ini, maka terjadi saling
tuduh antara pemerintah Assad dan pemerintah oposisi. Mereka saling
mncurigai bahwa vaksin telah terkontaminasi akibat adanya kemungkinan
sabotase dari pihak lawan yang berguna untuk membuat ketidakpercayaan
rakyat terhadap masing-masing pemerintah dan berbuntut pada kekacauan.
Tuduhan kepada Pemerintah Oposisi
Vaksin diberikan oleh pemerintah oposisi
interim yang dibentuk di luar negeri, namun memiliki akses ke beberapa
daerah yang dikuasai oleh pejuang Suriah di provinsi Idlib.
Hal ini membuat pemerintah Assad menuduh pemerintah oposisilah yang telah membuat insiden ini terjadi.
Sumber oposisi mengklaim bahwa vaksin mungkin saja tidak disimpan dengan benar sebelum diberikan kepada anak-anak.
Insiden terbaru ini telah meragukan
kemampuan “pemerintah oposisi” untuk menjalankan kehidupan masyarakat di
bawah kendali mereka.
“Investigasi terhadap pelanggaran
keamanan yang sepertinya terkait dengan rezim mencoba menyasar sektor
medis dan menciptakan kekacauan kepada pihak kami,” ujar kementerian
kesehatan oposisi dalam pernyataannya, dikutip dari International Business Times, Rabu (17/9/2014).
Tuduhan kepada Pemerintah Bashar al-Assad
Sedangkan kelompok oposisi
Suriah mengatakan bahwa vaksin berasal dari PBB dan Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO). Menurut mereka, vaksin kemungkinan terkontaminasi oleh
orang-orang dekat Presiden Bashar al-Assad.
Mereka menuduh bahwa pemerintah Bashar al-Assad telah membuat vaksin-vaksin itu terkontaminasi.
Akibatnya, para orang tua menuduh pemerintah gagal menyimpan vaksin dengan benar, khususnya banyak obat yang sudah kadaluarsa.
Program vaksinasi tersebut akhirnya dihentikan setelah terjadi insiden yang memilukan ini.
Sampel darah telah diambil dan dikirim ke
Turki untuk diuji coba. Menteri Kesehatan Adnan Hazouri berjanji akan
mundur jika penyelidikan menyatakan kematian disebabkan kelalaian. (berbagai sumber).
VIDEO: Syria Vaccine – At least 34 Syrian children die from contaminated measles vaccine
Artikel Terkait Lainnya:
0 Komentar
Berkomentarlah dengan sopan dan santun