Gedung, Tokoh Freemasonry & Illuminati Di Indonesia

 
Freemasonry (bahasa Inggris) atau Vrijmetselarij (bahasa Belanda) adalah sebuah organisasi persaudaraan internasional. Freemasonry pada zaman modern dimulai dengan berdirinya Grand Lodge di London, Inggris pada tahun 1717. Sebagian peneliti Barat berkeyakinan bahwa Freemasonry sebenarnya sudah didirikan di Skotlandia pada abad ke-14, saat Ksatria Templar ditumpas oleh Raja Perancis Philipe le Bel dan Paus Klemens V.
Di tahun 1945-1950an, loji-loji Freemasonry oleh kaum pribumi disebut pula sebagai “Rumah Setan” disebabkan ritual kaum Freemason selalu melakukan pemanggilan arwah orang mati. Lama-kelamaan hal ini mengusik istana, sehingga pada Maret 1950, Presiden Soekarno memanggil tokoh-tokoh Freemasonry Tertinggi Hindia Belanda yang berada di Loji Adhucstat (sekarang Gedung Bappenas-Menteng) untuk mengklarifikasi hal tersebut.

Di depan Soekarno, tokoh-tokoh Freemasonry ini mengelak dan menyatakan jika istilah “Setan” mungkin berasal dari pengucapan kaum pribumi terhadap “Sin Jan” (Saint Jean) yang merupakan salah satu tokoh suci kaym Freemasonry. Walau mereka berkelit, namun Soekarno tidak percaya begitu saja.


Akhirnya, Februari 1961, lewat Lembaran Negara nomor 18/1961, Presiden Soekarno membubarkan dan melarang keberadaan Freemasonry di Indonesia. Lembaran Negara ini kemudian dikuatkan oleh Keppres Nomor 264 tahun 1962 yang membubarkan dan melarang Freemasonry dan segala “derivat”nya seperti Rosikrusian, Moral Re-armament, Lions Club, Rotary Blub, dan Baha’isme. Sejak itu, loji-loji mereka disita oleh negara.


Namun 38 tahun kemudian, Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Keppres nomor 264/1962 tersebut dengan mengeluarkan Keppres nomor 69 tahun 2000 tanggal 23 Mei 2000. Sejak itulah, keberadaan kelompok-kelompok Yahudi seperti Organisasi Liga Demokrasi, Rotary Club, Divine Life Society, Vrijmetselaren-Loge (Loge Agung Indonesia) aau Freemasonry Indonesia, Moral Rearmament Movement, Ancient Mystical Organization Of Rosi Crucians (AMORC) dan Organisasi Baha’i menjadi resmi dan sah kembali di Indonesia.


Gereja Vatikan saja sudah lama mengharamkan anggotanya untuk menjadi anggota organisasi-organisasi ini dan menyatakan jika ada anggota Gereja Vatikan yang masuk menjadi angota maka dia dianggap telah keluar dari Kekristenan. Berbagai Papal Condemnation dikeluarkan untuk hal ini, salah satunya Humanus Genus yang dikeluarkan Paus Leo XIII di tahun 1884.


Sungguh ironis, Keppres no 69/2000 yang dikeluarkan oleh Gus Dur tersebut sampai sekarang masih saja berlaku dan belum dicabut.


Keppres No. 69/2000 yang dikeluarin Gus Dur bisa dilihat disini :


Pada tahun 1717 M gerakan rahasia ini melangsungkan seminar di London di bawah pimpinan Anderson. Ia secara formal menjabat sebagai kepala gereja Protestan, namun pada hakikatnya adalah seorang Yahudi. Dalam seminar inilah gerakan rahasia tersebut memakai nama Freemasonry sebagai nama barunya. Sebagai pendirinya adalah Adam Wishaupt, seorang tokoh Yahudi dari London, yang kemudian mendapatkan dukungan dari Albert Pike, seorang jenderal Amerika (1809-1891).

Organisasi ini sulit dilacak karena strukturnya sangat rahasia, teratur, dan rapi. Tujuan gerakan Freemasonry secara umum adalah:


1. Menghapus semua agama.

2. Menghapus sistem keluarga.
3. Mengkucarkacirkan sistem politik dunia.
4. Selalu bekerja untuk menghancurkan kesejahteraan manusia dan merusak kehidupan politik, ekonomi, dan sosial negara-negara non-Yahudi atau Goyim (sebutan dari bangsa lain di luar Yahudi).

Tujuan akhir dari gerakan Freemason adalah mengembalikan bangunan Haikal Sulaiman yang terletak di Masjid Al-Aqsha, di kota Al-Quds (Yerussalem), mengibarkan bendera Israel, serta mendirikan pemerintahan Zionis Internasional, seperti yang diterapkan dalam Protokol para cendekiawan Zionis.


Ini dia beberapa gedung peninggalan mereka di Indonesia :

Vrijmetselaarsloge Ster in het Oosten in Weltevreden te Batavia
(Freemasonry, Jakarta Raya, Indonesia)
Vrijmetselaarsloge Adhuc Stat aan het Bisschopsplein te Batavia
(Building, Freemasonry, Jakarta Raya, Indonesia) - Foto 1930



Vrijmetselaarsloge de Ster in het Oosten in Weltevreden te Btavia verlicht ter gelegenheid van het huwelijk van pinses Juliana en prins Bernhard.
Feasts, freemasonry, Jakarta Raya, Indonesia - Foto : 1937
De Loge St. Jan te Bandoeng; vermoedelijk een vrijmetselaarsloge
(B. Coops, burgemeester van Bandoeng) - (
Foto : 1920)
Vrijmetselaarsloge Arbeid Adelt te Makassar
Building, freemasonry, Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia (Foto : 1901)
Vrijmetselaarsloge te Koetaradja
Aceh Besar, freemasonry, Indonesia - Foto : 1900
Vrijmetselaarsloge Tidar te Magelang
Buildings, freemasonry, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia - Foto : 1924
Vrijmetselaarsloge La Constante et Fidele te Semarang
Town views, Buildings, freemasonry, Jakarta Raya, Indonesia - Foto : 1915
Vrijmetselaarsloge in Nederlands- Indie
Indonesia, Buildings, freemasonry - Foto : 1935
Gedung Loge di Kota Radja - Banda Aceh - Foto 1940
Interior ruang pemujaan di Loge Arbeid Adelt Kerja Memuliakan di Makassar
Ruang pemujan yang sangat sederhana di Loge Palembang
Perayaan hari Sint Jan di Loge Mataram, tahun 1934.
Gelas diangkat untuk memohon berkat bagi Yang Mulia Sultan Yogya,
"kepada siapa Loge Mataram banyak berhutang budi."
Dari foto ini Jelas peran serta dari anggota bangsawan Jawa :
Pangeran Adipati Soerjoatmodjo (Patih di wilayah Paku Alam),
Raden Kamil (Anggota Volksraad 1918-1924),
Soedjono Tirtokoesoemo (penterjemah dan Patih di Blora)

Tokoh-Tokoh Freemason dari Indonesia :

Raden Saleh atau nama lengkapnya Raden Sarif Bastaman Saleh, Lahir di Semarang tahun 1810 dan meninggal tahun 1880 di Bogor. 

Pelukis terkenal ini dianggap sebagai anggota Tarekat Mason orang Indonesia yang pertama. Pendidikannya diperoleh di Eropa tetapi kebanyakan hidupnya ia berkarya di Indonesia. Ia boleh dianggap sebagai pembangun jembatan antara dua kebudayaan.

Komisaris Jenderal (Pol.) Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo (lahir di Bogor, Jawa Barat, 7 Juni 1908 – meninggal di Jakarta, 24 Agustus 1993 pada umur 85 tahun) adalah Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri; dulu bernama Kepala Djawatan Kepolisian Negara) pertama, menjabat dari 29 September 1945 hingga 14 Desember 1959.

Pada tahun 1952 menjadi anggota dari loge Indonesia Purwo Daksia. Ia menjabat sebagai Kepala kepolisian RI . Soekanto menjadi Suhu Agung dari Timur Agung Indonesia atau Federasi Nasional Mason. Ia juga menjabat sebagai ketua dari Yayasan Raden Saleh yang merupakan penerusan dari Carpentier Alting Stiching.

Raden Mas Toemenggoeng Ario Koesoemo Yoedha (1882-1955), putra dari Paku Alam V. 
Menjadi anggote Loge Mataram pada tahun 1909 dan berkali-kali memegang jabatan kepengurusan.
Pada tahun 1930 menjadi anggota Pengurus pusat

Mas Boediardjo, Anggota Mason Boediardjo menjadi sekretaris pada pengurus Boedi Oetomo, sekitar 1916 ia masih memegang jabatan di kepengurusan. Antara tahun 1916-1922 ia menjabat sebagai onspektur pembantu dari Pendidikan Pribumi (Irlands Onderwiis)

 
 Raden Adipati Tirto Koesoemo (Bupati Karanganyar). Anggota Loge Mataram sejak tahun 1895. Ketua pertama Boedi Oetomo. Pada kongres kedua Boedi Oetomo, yang diadakan di Gedung Loge Mataram, ia mengusulkan pemakaian Bahasa Melayu, mendahului Sumpah Pemuda denga kira-kira  20 tahun

Ketua Suhu Agung memberi kata sambutan pada pendirian Tarekat Mason Indonesia
R.A.S Soemitro Kolopaking Poerbonegoro, menjadi Ketua Suhu Agung dari Timur Agung Indonesia pada 7 April 1955 (Hari berdirinya Tarekat Mason Indonesia)

Beberapa kegiatan Freemason Indonesia :

Upacara Peresmian pengurus baru & pada tanggal 7 April 1955 lahirlah Tarekat Mason Indonesia

Loge Prins Frerik di Kota Raja - banda Aceh merupakan Loge perwira yang tidak mengherankan mengingat Perang Aceh masih berkecamuk. Di latar belakang terlihat gambar dari pemberi nama yakni Pangeran Fredrik, bekas Suhu Agung di Belanda. Foto ini berasal dari tahun 1908
Foto khidmat dari tahun 1934. Dibelakang meja pengurus dari Loge Mataram duduk anggota bersuku Jawa yakni Yang Mulia Paku Alam VIII, Pangeran Soerjoatmodjo, Raden Soedjono Tirtokoesoemo dan R.M.A.A Tjokroadikoesoemo

Antara para Sultan Yogya dan Loge Mataram selalu terjalin hubungan yang erat.
Gedung Loge yang terletak di Jl. Malioboro dipinjam pakai dari Sultan.
Dalam tahun1925 Yang Mulia Hamengkoe Boewono VIII dari Yogya berkunjung ke Loge Mataram
Ir. C.M.R. Davidson, Suhu Agung dari Tarekat Mason yang bekerja di bawah Timur Agung Belanda dan R.A.S Soemitro Kolopaking Poerbonegoro, Suhu Agung dari Timur Agung Indonesia, 7 April 1955

Posting Komentar

0 Komentar