
Inilah 42 Misi “Operasi Bendera Palsu” (False Flag Operation) Yang Diakui Pemerintahan di Seluruh Dunia
At least 42 false flag attacks have
been admitted by governments around the world. An Indonesian
fact-finding team investigated violent riots which occurred in 1998, and
determined that “elements of the military had been involved in the
riots, some of which were deliberately provoked”. And the well-respected
former Indonesian president also admits that the government probably
had a role in the Bali bombings. Then according to the Washington Post,
Indonesian police admit that the Indonesian military killed American
teachers in Papua in 2002 and blamed the murders on a Papuan separatist
group in order to get that group listed as a terrorist organization.

Jika anda
ingin meneruskan, mengkopi atau menjiplak artikel ini ke dalam tulisan
atau blog atau website anda, sangat dianjurkan untuk mencantumkan
sumbernya dari kami, terimakasih atas pengertiannya.
-IndoCropCircles.wordpress.com-
-IndoCropCircles.wordpress.com-
Operasi Bendera Palsu atau False Flag Operation,
adalah “serangan” operasi intelijen rahasia tingkat tinggi, untuk
“mengkambing-hitamkan” terhadap suatu kasus dengan tujuan agar opini
masyarakat mempercayai apa yang telah mereka (pemerintah) lakukan dan
apa yang telah mereka katakan.
“False Flag Terrorism” atau “Terorisme
Bendera Palsu” didefinisikan sebagai pemerintah yang menyerang rakyatnya
sendiri, kemudian menyalahkan orang lain untuk membenarkan menuju ke
arah peperangan melawan orang-orang yang telah dituduh salah tersebut.
Atau seperti Wikipedia mendefinisikan:
Operasi Bendera Palsu atau False Flag Operation
adalah operasi rahasia yang dilakukan oleh pemerintah, perusahaan atau
organisasi, yang dirancang untuk muncul seolah-olah hal itu sedang
dilakukan oleh entitas lain.
Nama ini berasal dari konsep militer yang
mengibarkan warna bendera yang palsu atau salah, yaitu mengibarkan
bendera negara lain dan bukan benderanya sendiri. Operasi Bendera Palsu tidak terbatas pada operasi perang dan operasi kontra-pemberontakan (counter-insurgency operations), namun juga telah digunakan pada masa damai, misalnya selama strategi ketegangan di Italia.
Istilah ini berasal dari kapal-kapal
perang kayu dimasa lalu, ketika salah satu kapal perang itu justru
mengibarkan bendera musuhnya sebelum menyerang kapal lain dari pihak
musuh mereka.

“Bendera
Palsu” pada masa lalu berawal ketika salah satu kapal perang justru
mengibarkan bendera musuhnya sebelum menyerang kapal musuh.
Jadi, yang dikibarkan dari kapal yang
ikut menyerang adalah justru bendera musuhnya, dan bukan bendera negara
yang sebenarnya. Bendera musuh itu digantung dan dikibarkan, dan hal itu
mengecohkan lawan. maka sejak itu taktik tersebut dkenal sebagai
“Serangan Bendera Palsu” atau “False Flag Attack”.
Memang, konsep ini sangat diterima dengan
baik, bahwa aturan keterlibatan itu digunakan juga untuk Angkatan Laut,
Angkatan Udara, Angkatan Darat ataupun peperangan di darat, namun pada
masa itu semua melarang Serangan Bendera Palsu atau “False Flag Attack” ini.

Ada banyak dokumentasi serangan Bendera Palsu,
dimana pemerintah melakukan serangan teror dan kemudian secara palsu,
mereka justru menyalahkan musuhnya, untuk tujuan politik busuk.
Dalam 42 kasus berikut, pejabat di
pemerintahan yang melakukan serangan itu (atau secara serius mengusulkan
serangan) telah mengakui hal itu, baik secara lisan maupun tertulis.
Mungkin ada beberapa rujukan yang telah dihapus, anda dapat mencarinya
di Google dengan kata kunci yang sama. Berikut diantara Operasi Bendera
Palsu atau False Flag Operation dari seluruh penjuru dunia:
1. Mukden Incident
Tentara Jepang memicu ledakan kecil di
jalur kereta api pada tahun 1931, dan secara palsu menyalahkan hal itu
kepada China untuk membenarkan invasi Manchuria. Hal ini dikenal sebagai
“Insiden Mukden” (Mukden Incident) atau “Insiden Manchuria” (Manchurian Incident). Tokyo International Military Tribunal menemukan bahwa Mukden Incident telah direncanakan:
“Beberapa partisipan dalam rencana itu,
termasuk Kolonel Kingoro Hashimoto (seorang perwira tinggi tentara
Jepang), memiliki berbagai pengakuan bahwa itu
semua adalah bagian misi mereka dalam plot, dan telah menyatakan bahwa
tujuan dari ‘insiden’ itu adalah agar mereka mampu membuat alasan untuk
pendudukan Manchuria oleh Tentara Kwantung …. ” lalu Kolonel Kingoro
Hashimoto masuk dalam Tokyo War Crimes Trial.
Rujukan:
e-book, The Mukden Incident was planned,
Mukden Incident, Tokyo War Crimes Trial, Nanking Massacre.
e-book, The Mukden Incident was planned,
Mukden Incident, Tokyo War Crimes Trial, Nanking Massacre.
2. The Gleiwitz incident
Sebuah agenda besar dengan pasukan SS
Nazi diakui, bahwa di pengadilan Nuremberg, yang berada dibawah perintah
dari jenderal Gestapo, ia dan beberapa operasi Nazi lainnya telah
memalsukan serangan terhadap rakyat mereka sendiri dan sumber daya yang
mereka miliki, dengan menyalahkan pada Polandia, untuk membenarkan
invasinya ke Polandia, yang dikenal sebagai The Gleiwitz incident.
Rujukan:
The Gleiwitz incident
The Gleiwitz incident
3.The Reichstag Fire Incident
Jenderal Nazi, Franz Halder juga bersaksi
di pengadilan Nuremberg mengakui bahwa pemimpin Nazi Hermann Goering
mengaku telah membakar gedung parlemen Jerman pada tahun 1933, dan
kemudian secara palsu menyalahkan kaum komunis terhadap pembakaran itu
yang dikenal sebagai Possible responsibility for the Reichstag Fire.
Kebakaran Reichstag adalah peristiwa
penting pada pendirian Jerman Nazi. Terjadi pada pukul 21:15 di malam 27
Februari 1933, sebuah badan pemadam kebakaran di Berlin menerima
panggilan alarm bahwa Gedung Reichstag, lokasi majelis Parlemen Jerman
dibakar.
Rujukan:
The Reichstag Fire Inscident,
Hermann Göring: Possible responsibility for the Reichstag fire.
The Reichstag Fire Inscident,
Hermann Göring: Possible responsibility for the Reichstag fire.
4. Shelling of Mainila
Pemimpin Soviet, Nikita Khrushchev, mengakui secara tertulis bahwa Tentara Merah Uni Soviet (Soviet Union’s Red Army)
membombardir desa Rusia, Mainila pada tahun 1939, sementara mereka
menyalahkan serangan itu terhadap Finlandia sebagai dasar untuk
meluncurkan “Perang Musim Dingin” (Winter War) untuk melawan Finlandia. Presiden Rusia Boris Yeltsin sepakat bahwa Rusia telah menjadi agresor dalam Perang Musim Dingin itu.
Rujukan:
Shelling of Mainila
Shelling of Mainila
5. The Katyn Massacre
Parlemen Rusia, dan Presiden Rusia
Vladimir Putin dan mantan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev, semua
mengakui bahwa pemimpin Soviet Joseph Stalin memerintahkan polisi
rahasia untuk mengeksekusi 22.000 perwira militer Polandia dan warga
sipil pada tahun 1940, dan secara palsu menyalahkan Nazi Jerman.
Rujukan:
Katyn Massacre
Katyn Massacre
6. Operation Embarrass
Pemerintah Inggris mengakui bahwa, antara
tahun 1946 dan 1948 mereka telah membombardir 5 kapal yang mengangkut
orang-orang Yahudi yang berusaha melarikan diri dari Holocaust untuk
mencari keselamatan di Palestina. Mereka membentuk sebuah kelompok
fiktif dan palsu, yaitu “Pembela Arab Palestina” (Defenders of Arab Palestine), dan kemudian “pseudo-group” atau grup fiktif dan palsu itu disalahkan, dan mengklaim bertanggung jawab atas pemboman itu.
Rujukan:
Operation Embarrass was, indeed, an embarrassing truth,
History of MI6 detailed in new book,
Operation Embarrass? You bet: Britain’s secret war on the Jews.
Operation Embarrass was, indeed, an embarrassing truth,
History of MI6 detailed in new book,
Operation Embarrass? You bet: Britain’s secret war on the Jews.
7. Israel Military Intelligence in Egypt
Israel mengakui bahwa pada tahun 1954,
sebuah sel teroris Israel yang beroperasi di Mesir menanam bom di
beberapa bangunan, termasuk pada fasilitas diplomatik AS, kemudian
“meninggalkan bukti” yang melibatkan orang-orang Arab sebagai
penyebabnya. Salah satu bom meledak sebelum waktunya, sehingga pihak
Mesir dapat mengidentifikasi pelaku pemboman, dan beberapa dari pihak
Israel kemudian mengakuinya.
Rujukan:
Egyptian Jewish Identities,
Israel Military Intelligence: The Lavon Affair,
Israel honors 9 Egyptian spies: After 50 years, President Katsav presents three surviving members with certificates of appreciation at Jerusalem ceremony.
Egyptian Jewish Identities,
Israel Military Intelligence: The Lavon Affair,
Israel honors 9 Egyptian spies: After 50 years, President Katsav presents three surviving members with certificates of appreciation at Jerusalem ceremony.
8. The CIA in Iran

Rujukan:
Secret of History: The CIA in Iran.
Secret of History: The CIA in Iran.
9. Greek bombing attack on the Turkish consulate
Perdana Menteri Turki mengakui bahwa
pemerintah Turki telah melakukan pemboman pada tahun 1955 di konsulat
Turki di Yunani, juga merusak tempat kelahiran terdekat dari pendiri
Turki modern dan menyalahkan tragedi itu pada Yunani, dengan tujuan
untuk menghasut dan membenarkan aksi Kekerasan Anti-Yunani (anti-Greek violence).
10. U.S. and Britain used Islamic Extremists to topple Syrian Government
Perdana Menteri Inggris mengakui bahwa ia
dan Menteri Pertahanannya serta Presiden Amerika, Dwight Eisenhower,
menyetujui rencana pada tahun 1957 untuk melakukan serangan di Suriah
dan menyalahkan pemerintah Suriah sebagai cara untuk mempengaruhi
perubahan rezim.
Rujukan:
57 Years Ago: U.S. and Britain Approved Use of Islamic Extremists to Topple Syrian Government.
57 Years Ago: U.S. and Britain Approved Use of Islamic Extremists to Topple Syrian Government.

Pemberontak Suriah dipersenjatai dan menjadikan Suriah sebagai zona uji coba senjata dan perang saudara.
11. Terrorists ‘helped by CIA’ to
stop rise of left in Italy, France, Belgium, Denmark, Germany, Greece,
The Netherland, Norwey, Portugal, U.K and oter countries
Mantan Perdana Menteri Italia, seorang
hakim Italia dan mantan kepala kontra-intelijen Italia mengakui bahwa
NATO dengan bantuan Pentagon dan CIA, telah melakukan teror bom di
Italia dan negara-negara Eropa lainnya pada tahun 1950-an dan
menyalahkan komunis, dalam rangka untuk menggalang dukungan dari rakyat
bagi pemerintah mereka di Eropa, untuk mendukung perjuangan mereka
melawan komunisme. Salah satu oknum dalam program rahasia ini
menyatakan:
“Anda harus menyerang
warga sipil, orang, perempuan, anak-anak, orang yang tidak bersalah,
orang tak dikenal untuk menjauh dari permainan politik. Alasannya cukup
sederhana. Mereka seharusnya memaksa orang-orang, masyarakat Italia,
agar berpaling ke negaranya, untuk meminta jaminan keamanan yang lebih
besar”
Italia dan negara-negara Eropa lainnya
yang tunduk pada kampanye teror palsu ini telah bergabung ke NATO
sebelum pengeboman terjadi. Dan mereka disarankan menonton program BBC
yang khusus ini. Mereka juga diduga melakukan serangan teror di
Perancis, Belgia, Denmark, Jerman, Yunani, Belanda, Norwegia, Portugal,
Inggris, dan negara-negara lainnya untuk mengkambing-hitamkan komunis.
Rujukan:
Terrorists ‘helped by CIA’ to stop rise of left in Italy,
Strategy of tension,
Parallel History Project on NATO and the Warsaw Pact,
NATO’s secret armies linked to terrorism,
BBC Operation Gladio,
Operation Gladio.
Terrorists ‘helped by CIA’ to stop rise of left in Italy,
Strategy of tension,
Parallel History Project on NATO and the Warsaw Pact,
NATO’s secret armies linked to terrorism,
BBC Operation Gladio,
Operation Gladio.

Mantan
kepala kontra-intelijen Italia mengakui bahwa NATO dengan bantuan
Pentagon dan CIA, telah melakukan teror bom di Italia dan serangan teror
di Perancis, Belgia, Denmark, Jerman, Yunani, Belanda, Norwegia,
Portugal, Inggris, dan negara-negara lainnya untuk mengkambing-hitamkan
komunis.
12. Killing Fidel Castro
Pada tahun 1960, Senator AS George
Smathers menyarankan bahwa AS meluncurkan “serangan palsu di Teluk
Guantanamo yang akan memberi kita alasan untuk menggerakkan pertempuran
yang kemudian akan memberi kita alasan untuk masuk dan menggulingkan
Castro”.
13. Operation Northwoods: The
Joint Chiefs and other high-level officials discussed blowing up a
consulate in the Dominican Republic
Dokumen Departemen Luar Negeri resmi
menunjukkan bahwa pada tahun 1961, Kepala Staf Gabungan dan pejabat
tinggi lain membahas untuk meledakkan konsulat mereka di Republik
Dominika untuk membenarkan invasi ke negara itu. Rencana itu tidak
dilakukan, tapi mereka semua membahasnya sebagai proposal yang serius.
14. Operation Northwoods: U.S. Military Wanted to Provoke War With Cuba
Seperti diakui oleh pemerintah AS,
dokumen yang baru dibuka untuk publik menunjukkan bahwa pada tahun
1962, Gabungan Kepala Staf American ditandatangani dalam rencana untuk
meledakkan pesawat Amerika, dengan menggunakan rencana rumit yang
melibatkan switching pesawat. Dan juga untuk melakukan serangan
teroris di tanah Amerika sendiri, dan kemudian menyalahkan Kuba untuk
membenarkan invasi terhadap Kuba.
Rujukan:
U.S. Military Wanted to Provoke War With Cuba,
The official TOP SECRET documents (PDF): Operatian Northwoods,
Interview video: Operation Northwoods (with the former Washington Investigative Producer for ABC’s World News Tonight with Peter Jennings).
U.S. Military Wanted to Provoke War With Cuba,
The official TOP SECRET documents (PDF): Operatian Northwoods,
Interview video: Operation Northwoods (with the former Washington Investigative Producer for ABC’s World News Tonight with Peter Jennings).
15. Operation Mongoose: Attaking Organization of American States
Pada tahun 1963, Departemen Pertahanan AS
menulis sebuah makalah yang mempromosikan serangan terhadap
negara-negara dalam Organisasi Negara-Negara Amerika (Organization of American States), seperti Trinidad dan Tobago, atau Jamaika, dan kemudian menyalahkan secara palsu bahwa serangan-serangan itu terhadap Kuba.
16. Operation Mongoose: US Department of Defense Attaking The USA States

“Satu-satunya daerah
yang tersisa untuk dipertimbangkan kemudian akan menyuap salah satu
komandan bawahan Castro untuk memulai serangan terhadap Guantanamo.”
17. Vietnam Wars: The Gulf of Tonkin Incident
NSA mengakui bahwa mereka berbohong
tentang apa yang sebenarnya terjadi pada insiden di Teluk Tonkin pada
2-4 Agustus 1964 dengan memanipulasi data agar terlihat seperti kapal
Vietnam Utara yang sedang menembaki sebuah kapal AS USS Maddox, sehingga
tercipta suatu pembenaran palsu oleh AS untuk memulai perang terhadap
Vietnam.
Rujukan:
Tonkin Gulf Intelligence “Skewed” According to Official History and Intercepts,
Report reveals Vietnam War hoaxes, faked attacks,
Gulf of Tonkin incident.
Tonkin Gulf Intelligence “Skewed” According to Official History and Intercepts,
Report reveals Vietnam War hoaxes, faked attacks,
Gulf of Tonkin incident.
18. Cointelpro Campaign againts US political activists
Komite Kongres AS mengakui bahwa, sebagai
bagian dari “Kampanye Cointelpro”, FBI telah menggunakan banyak
provokator pada tahun 1950-an sampai tahun 1970-an untuk melakukan
tindakan kekerasan, dan secara palsu menyalahkan mereka, yaitu para
aktivis politik.
19.Turkish forces burned down a mosque on Cyprus
Seorang jenderal Turki, Sabri
Yirmibeşoğlu, mengakui bahwa pasukan Turki membakar sebuah masjid di
Siprus pada tahun 1970-an dan menyalahkan itu pada musuh mereka. Dia
menjelaskan:
“Dalam Perang Khusus,
tindakan-tindakan tertentu sabotase dilakukan dan menyalahkan kepada
musuh untuk meningkatkan ketahanan masyarakat. Kami melakukan ini pada
Siprus, kami bahkan membakar masjid.”
Menanggapi hal ini para koresponden terkejut, jenderal Turki itu lalu berkata,” Aku memberikan contoh “.
Rujukan:
Sabri Yirmibeşoğlu,
Turkey burned mosque during Cyprus conflict, general says,
Retired general confesses to burning mosque to fire up public.
Sabri Yirmibeşoğlu,
Turkey burned mosque during Cyprus conflict, general says,
Retired general confesses to burning mosque to fire up public.
20. Celle Hole: German secret service detonated a bomb
Pemerintah Jerman mengakui bahwa, pada
tahun 1978, dinas rahasia Jerman meledakkan bom pada dinding luar
penjara di Celle, Jerman (Celle Hole), dan menanam “alat untuk
melarikan diri” kepada tahanan, yaitu para anggota Fraksi Tentara Merah
(Red Army Faction), yang mana dinas rahasia mengakui bahwa mereka
melakukan pengeboman terhadap penjara itu.
21. Mossad agent planted a radio transmitter in Gaddaffi’s compound in Tripoli, Libya to broadcast fake terrorist trasmissions

Kemudian Mossad menyiarkan trasmisi
teroris palsu yang sebelumnya telah direkam oleh Mossad melalui pemancar
yang telah ditanam itu.
Hal itu dilakukan untuk menuduh bahwa Gaddaffi sebagai pendukung teroris. Tak lama sesudah operasi intelijen False Flag itu, Ronald Reagan segera membom dan menyerang Libya untuk membunuh pemimpin Libya itu.
Rujukan:
Best Seller Book: By Way of Deception (Banned book by Mossad)
Best Seller Book: By Way of Deception (Banned book by Mossad)
22. The Civil Cooperation Bureau of the South African Defense Force bombing the police vehicle
Dewan Kebenaran dan Rekonsiliasi Afrika Selatan (The South African Truth and Reconciliation Council) menemukan bahwa, pada tahun 1989, Kerjasama Biro Sipil (Civil Cooperation Bureau)
cabang rahasia dari Angkatan Pertahanan Afrika Selatan, mendekati
seorang ahli bahan peledak dan memintanya “untuk berpartisipasi dalam
operasi yang ditujukan untuk mendiskreditkan the African National Congress
atau ANC (Kongres Nasional Afrika) dengan membom kendaraan polisi dari
petugas penyelidiki untuk menjadikan sebuah insiden pembunuhan “,
sehingga mengkambing-hitamkan ANC atas pengeboman itu.
23. The Algerian Army frequently massacred Algerian civilians and then blamed Islamic militants
Seorang diplomat Aljazair dan beberapa
perwira tentara Aljazair mengakui bahwa pada 1990-an, tentara Aljazair
sering membantai warga sipil Aljazair dan kemudian menyalahkan militan
Islam atas seluruh pembunuhan itu (dan melihat video ini, dan Agence
France-Presse, 9/27 / 2002, Perancis Pengadilan Bantah Aljazair Fitnah
Gugatan Terhadap Author).
Rujukan:
RIGHTS-ALGERIA: AUTHOR OF “THE DIRTY WAR” CLEARED OF LIBEL CHARGE., Video: A Very Dirty War – Algeria,
Agence France-Presse, 9/27/2002, French Court Dismisses Algerian Defamation Suit Against Author. (banned)
24. Indonesia: Human Rights Practices for 1998RIGHTS-ALGERIA: AUTHOR OF “THE DIRTY WAR” CLEARED OF LIBEL CHARGE., Video: A Very Dirty War – Algeria,
Agence France-Presse, 9/27/2002, French Court Dismisses Algerian Defamation Suit Against Author. (banned)
Sebuah tim pencari fakta Indonesia (Indonesian fact-finding team)
menyelidiki kerusuhan yang terjadi pada tahun 1998, dan menetapkan
bahwa “unsur-unsur militer telah terlibat dalam kerusuhan, beberapa di
antaranya sengaja diprovokasi” (“elements of the military had been
involved in the riots, some of which were deliberately provoked”).

Tim Mawar diadili dalam Mahkamah Militer akibat terlibat penembakan aktivis saat Tragedi 1998.(Sumber: KontraS)
Seorang perwira militer senior Russia dan
intelijen senior Rusia mengakui bahwa KGB meledakkan bangunan apartemen
Rusia pada tahun 1999 dan secara palsu menyalahkan itu pada Chechnya
untuk membenarkan invasinya ke Chechnya.
Rujukan:
Moscow bombers jailed as doubts rise,
e-book: Project on Systemic Change and International Security in Russia and the New States of Eurasia,
Russian apartment bombings.
Moscow bombers jailed as doubts rise,
e-book: Project on Systemic Change and International Security in Russia and the New States of Eurasia,
Russian apartment bombings.
26. Indonesian police admit that the Indonesian military killed American teachers in Papua
Menurut Washington Post, polisi
Indonesia mengakui bahwa militer Indonesia membunuh guru Amerika di
Papua pada tahun 2002 dan menyalahkan pembunuhan itu kepada kelompok
separatis Papua untuk dapat menuduh bahwa kelompok itu terdaftar sebagai
organisasi teroris.
27. Possible police role in 2002 Bali attack
Mantan presiden Indonesia yang dihormati juga mengakui bahwa pemerintah mungkin memiliki peran dalam pemboman di Bali.
28. Macedonian government murdered 7 innocent immigrants
Seperti dilansir BBC, New York Times, dan Associated Press,
pejabat Macedonia mengakui bahwa pemerintah telah membunuh 7 imigran
yang tidak bersalah dan berpura-pura bahwa mereka adalah tentara Al
Qaeda yang berusaha untuk membunuh polisi Macedonia, agar bergabung
dalam “perang melawan teror”.
Rujukan:
BBC: Macedonia faked ‘militant’ raid,
New York Times: A Fake Macedonia Terror Tale That Led to Deaths,
Associated Press: Macedonia Accused of Killing 7 Pakistanis.
BBC: Macedonia faked ‘militant’ raid,
New York Times: A Fake Macedonia Terror Tale That Led to Deaths,
Associated Press: Macedonia Accused of Killing 7 Pakistanis.
29. Italian Police planted two Molotov at the G8 summit in Genoa in order to justify a violent crackdown against protesters
Polisi senior di Genoa, Italia mengakui
bahwa pada bulan Juli 2001, saat pertemuan puncak G8 di Genoa, telah
menanam dua bom molotov dan memalsukan penusukan seorang polisi untuk
membenarkan tindakan kekerasan oleh polisi terhadap para demonstran.
Rujukan:
MEDIA ADVISORY: Media Missing New Evidence About Genoa Violence,
Top Italian policemen get up to five years for violent attack on G8 protesters.
MEDIA ADVISORY: Media Missing New Evidence About Genoa Violence,
Top Italian policemen get up to five years for violent attack on G8 protesters.
30. The Anthrax Letters False Flag: A Zionist Scare Tactic
Meskipun FBI kini telah mengakui bahwa
serangan Anthrax pada tahun 2001 lalu dilakukan oleh seorang atau lebih
ilmuwan dari pemerintah AS sendiri, namun seorang pejabat senior FBI
mengatakan bahwa FBI benar-benar telah diberitahu untuk menyalahkan
serangan Anthrax itu pada Al Qaeda oleh para pejabat Gedung Putih,
melalui amplop berisi Anthrax.
Pejabat pemerintah juga menegaskan bahwa
Gedung Putih mencoba untuk menghubungkan Anthrax ke Irak sebagai
pembenaran untuk menyerang dan melakukan perubahan rezim di negara itu.
Rujukan:
FBI was told to blame Anthrax scare on Al Qaeda by White House officials,
U.S. Inquiry Tried, but Failed, to Link Iraq to Anthrax Attack.
FBI was told to blame Anthrax scare on Al Qaeda by White House officials,
U.S. Inquiry Tried, but Failed, to Link Iraq to Anthrax Attack.
31. False Flag Operation: September 9/11 Was An Inside Job
Demikian pula, operasi “bendera palsu”
oleh AS telah menyalahkan Irak untuk memainkan peran dalam serangan
September 9/11 seperti yang ditunjukkan oleh amemo dari Menteri
Pertahanan AS sebagai salah satu pembenaran utama untuk dapat melakukan
perang terhadap Irak.
Bahkan setelah Komisi 9/11 (the 9/11
Commission) mengakui bahwa semua itu tidak ada hubungannya, namun Dick
Cheney mengatakan ada bukti-bukti “luar biasa” bahwa Al Qaeda memiliki
hubungan dengan rezim Saddam Hussein.
Cheney “mungkin” memiliki informasi yang
sebenarnya tidak ada kepada Komisi 9/11, dan bahwa media tidak
‘melakukan pekerjaan rumah mereka’ dalam melaporkan hubungan tersebut.
Pejabat tinggi pemerintah AS kini
mengakui bahwa perang Irak benar-benar dilakukan untuk minyak, tidak
untuk peristiwa September 9/11 ataupun senjata pemusnah massal, meskipun
sebelumnya “serigala” mengklaim, namun banyak pejabat pemerintah AS
sekarang mengatakan bahwa serangan September 9/11 adalah teror yang
disponsori oleh AS, negaranya sendiri, dan Irak bukan negara yang
didukung oleh para pembajak.
Rujukan:
U.S. Officials Guilty of War Crimes for Using 9/11 As a False Justification for the Iraq War,
Newly-Released Memo by Donald Rumsfeld Proves Iraq War Started On False Pretenses,
U.S. Officials Guilty of War Crimes for Using 9/11 As a False Justification for the Iraq War,
9/11 panel sees no Iraq-al-Qaida link,
Cheney blasts media on al Qaeda-Iraq link,
Top REPUBLICAN Leaders Say Iraq War Was Really about Oil,
Government Officials Say 9/11 Was State-Sponsored Terrorism … But Disagree About WHICH Nation Was Behind Attacks.
32. Made in America: Al-Qaeda doesn’t existU.S. Officials Guilty of War Crimes for Using 9/11 As a False Justification for the Iraq War,
Newly-Released Memo by Donald Rumsfeld Proves Iraq War Started On False Pretenses,
U.S. Officials Guilty of War Crimes for Using 9/11 As a False Justification for the Iraq War,
9/11 panel sees no Iraq-al-Qaida link,
Cheney blasts media on al Qaeda-Iraq link,
Top REPUBLICAN Leaders Say Iraq War Was Really about Oil,
Government Officials Say 9/11 Was State-Sponsored Terrorism … But Disagree About WHICH Nation Was Behind Attacks.

Lalu, organisasi itu bisa memiliki website sendiri, pusat rekrutmen, kamp pelatihan dan operasi penggalangan dana.
Semua ini akhirnya bisa meluncurkan
sebuah Operasi Teroris Palsu dan mengklaim untuk mendapat serangan
teroris yang nyata, membantu untuk menabur kebingungan dalam jajaran
al-Qaeda yang menyebabkan keraguan identitas orang lain dan
mempertanyakan validnya komunikasi. “
Rujukan:
http://www.aei.org/article/22833 (banned),
Lawyer who provided legal basis for CIA torture techniques says agency might have gone too far and broken the law.
http://www.aei.org/article/22833 (banned),
Lawyer who provided legal basis for CIA torture techniques says agency might have gone too far and broken the law.
33. The insurgents in Iraq are using recent-model Beretta-92 pistols, but serial numbers erased.
United Press International melaporkan pada bulan Juni 2005 lalu:
Para perwira intelijen AS melaporkan
bahwa beberapa kelompok perlawanan di Irak telah menggunakan pistol
Beretta-92 model terbaru, tapi ternyata pistol-pistol itu tak memiliki
nomor seri alias telah dihapus.
Angka-angka pada pistol tidak tampak dan
telah dihapus secara fisik, dan pistol tampaknya sengaja didatangkan
dari jalur produksi tanpa nomor seri apapun.
Analis memperkirakan bahwa tidak adanya
nomor seri pada pistol telah menunjukkan bahwa senjata-senjata itu
memang ditujukan untuk operasi intelijen atau sel-sel teroris dengan
dukungan pemerintah AS yang cukup besar.
Analis berspekulasi bahwa senjata ini
mungkin dipasok oleh Mossad atau CIA. Analis juga berspekulasi bahwa
agen-agen provokator mungkin menggunakan senjata yang tak dapat dilacak
ini, walaupun pemerintah AS menggunakan serangan gerilyawan terhadap
warga sipil, namun dengan tidak adanya nomor seri pada senjata dapat
menjadi bukti bahwa AS tidak mengakui perlawanan tersebut.
34. Operation Glass Houses: Undercover Israeli soldiers throwing stones at other Israeli soldiers
Mata-mata tentara Israel mengaku pada
tahun 2005 lalu melempari tentara Israel lainnya sehingga mereka bisa
menyalahkan Palestina, sebagai alasan untuk menindak protes damai oleh
Palestina.
Rujukan:
Operation Glass Houses: IDF agent provocateurs admit to throwing stones at the IDF in Bilin,
Video: Bilin 28.04.05 – Undercover ITF soldiers – Mistaarvim.
Operation Glass Houses: IDF agent provocateurs admit to throwing stones at the IDF in Bilin,
Video: Bilin 28.04.05 – Undercover ITF soldiers – Mistaarvim.
35. Canada Governments using Police Agent Provocateurs

A
YouTube video shows Dave Coles, president of the Communications, Energy
and Paperworkers Union, ordering three masked men back from a line of
riot police. ((CBC))
Polisi Quebec Kanada mengakui bahwa pada tahun 2007 lalu, terlihat para preman membawa batu pada saat protes damai.
Namun sebenarnya, mereka adalah para polisi Quebec yang sedang menyamar menjadi demonstran.
Paling tidak ada tiga perwira polisi yang sedang menyamar sebagai demonstran selama protes masyarakat terhadap para pemimpin Amerika Utara pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tahun 2007 lalu di Montebello, Quebec, Kanada.
Rujukan:
Quebec police admit they went undercover at Montebello protest,
VIDEO: Quebec police admit going undercover at montebello protests.
Quebec police admit they went undercover at Montebello protest,
VIDEO: Quebec police admit going undercover at montebello protests.
36. British Governments using Police Agent Provocateurs
Pada saat terjadi aksi protes terhadap
KTT G20 di London tahun 2009, anggota parlemen Inggris melihat polisi
berpakaian preman yang mencoba untuk menghasut para demonstran agar
melakukan tindak kekerasan.
37. Egyptian Looters Were Agents Provocateur
Politisi Mesir mengakui dan melihat bahwa
pegawai pemerintah menjarah artefak yang tak ternilai di museum pada
tahun 2011 untuk mencoba mendiskreditkan para pengunjuk rasa.
Rujukan:
Prominent Former Egyptian MP and Presidential Candidate: The Looting of the Cairo Museum Was Carried Out by Government Employees,
Washington Post Confirms that Egyptian Looters Were Agents Provocateur.
Prominent Former Egyptian MP and Presidential Candidate: The Looting of the Cairo Museum Was Carried Out by Government Employees,
Washington Post Confirms that Egyptian Looters Were Agents Provocateur.
38. Colombian colonel sentenced for faking civilian murders
Seorang kolonel dari Angkatan Darat
Kolombia yang bernama Luis Fernando Borja telah mengakui bahwa unitnya
telah membunuh 57 warga sipil pada tahun 2007 lalu, kemudian memberikan
pakaian seragam kepada mayat mereka dan mengklaim bahwa mereka adalah
pemberontak yang tewas dalam pertempuran.
39. Prince Bandar bin Sultan: Chechen groups controlled by Saudi Arabia

As-Safir mengatakan Pangeran
Bandar berjanji untuk menjaga pangkalan Angkatan Laut Rusia di Suriah
jika rezim Assad digulingkan, tetapi ia juga mengisyaratkan serangan
teroris Chechnya pada Olimpiade Musim Dingin Rusia di Sochi jika tidak
ada kesepakatan.
“I can give you a
guarantee to protect the Winter Olympics next year. The Chechen groups
that threaten the security of the games are controlled by us” (“Saya
bisa memberikan jaminan untuk melindungi Olimpiade Musim Dingin tahun
depan. Chechnya kelompok yang mengancam keamanan olimpiade dikendalikan
oleh kami),” katanya.
40. NATO countries carried out the chemical weapons attacks blamed on the Syrian government
Sumber tingkat tinggi Amerika mengakui
bahwa pemerintah Turki bersama negara NATO, melakukan serangan senjata
kimia lalu menuduh dan menyalahkan kepada pemerintah Suriah, dan pihak
pemerintah Turki berpangkat tinggi mengakui dalam rekaman tentang
rencana mereka untuk melakukan serangan dan menyalahkan pemerintah
Suriah.
41. The sniper attacks which started the Ukrainian coup
Mantan kepala keamanan Ukraina mengakui
bahwa serangan penembak jitu (sniper) adalah titik awal dalam memulai
kudeta di Ukraina dan dilakukan untuk menjebak pihak-pihak tertentu dan
juga orang lain.
42. Britain’s spy agency has admitted “Digital False Flag”
Agen mata-mata Inggris mengakui telah melakukan operasi “bendera palsu digital” (digital false flag) yang menyerang terhadap target sasaran.
Kemudian, menjebak orang dengan menulis
materi yang menyinggung atau melanggar hukum … lalu menyalahkan semua
itu pada target sasaran.
Rujukan:
Spy Agency Engaged In Internet “False Flag” Attacks,
Snowden Confirms Spy Agency Launched False Flag Attacks and Used Honey Traps,
What Exactly Are the Spy Agencies Actually DOING with their Bag of Dirty Tricks?
Spy Agency Engaged In Internet “False Flag” Attacks,
Snowden Confirms Spy Agency Launched False Flag Attacks and Used Honey Traps,
What Exactly Are the Spy Agencies Actually DOING with their Bag of Dirty Tricks?
Selain puluhan dan semua Operation False Flag
atau Operasi Bendera Palsu diatas, pada masa lalu pernah terjadi bahwa
dua-per-tiga dari Kota Roma terbakar dalam kebakaran berskala besar pada
tanggal 19 Juli di tahun 64.
Menurut sejarawan Tacitus, Kebakaran
Besar Roma dimulai pada malam tanggal 18 Juli 64, di pertokoan di
sekeliling Circus Maximus, Roma. Banyak orang Roma yang tinggal di rumah
kayu sehingga api dengan cepat merambat. Api tersebut hampir berhasil
dipadamkan setelah lima hari namun kembali menyala.

Istana Nero, Kuil Jupiter Stator dan Kuil
Vesta juga hancur dalam kebakaran itu. Kemudian orang-orang Romawi
menyalahkan Kaisar Nero yang memicu asal muasal kebakaran.
Beberapa pemimpin top Romawi termasuk
konsul Romawi Cassius Dio serta sejarawan seperti Suetonius, sepakat
bahwa Nero yang memicu api itu.
Tuduhan itu didasarkan pada kenyataan
bahwa Senat Romawi baru saja menolak aplikasi Nero untuk membersihkan
300 hektar lahan di Roma sehingga ia bisa membangun kompleks istana, dan
memicu kebakaran akan memungkinkan dia untuk membangun kompleks
istananya. Kebakaran hebat yang menghanguskan 2/3 kota Roma pada kala
itu lalu dinamakan sebagai Great Fire of Rome atau Kebakaran Besar Roma.
Terlepas dari siapa sebenarnya yang
memulai atau memicu api, Nero menghadapi opini publik yang menuduhnya
sebagai otak pembakaran itu. Namun pihak Kristen secara palsu disalahkan
sebagai pemicu atau yang memulai api kebakaran. Orang-orang Kristen
mengaku, namun tidak jelas apakah mereka mengaku karena disiksa dan apa
yang diakui, penyebab kebakaran atau sebagai orang Kristen.
Menurut Tacitus, Nero memerintahkan agar
orang Kristen dimangsa binatang, disalibkan, atau dibakar di tiang
sebagai penerangan. Nero kemudian ditangkap dan disiksa secara brutal
dan dibunuh oleh sejumlah orang Kristen untuk sesuatu yang mereka
mungkin tidak lakukan.
Kami tidak memasukkan peristiwa ini dalam
daftar di atas, karena jika benar Nero melakukan atau memicu api, maka
hal itu hanya untuk tujuannya sendiri yaitu untuk membangun kompleks
istana mewahnya, dan bukan karena alasan geopolitik yang menguntungkan
bangsanya.
Lalu bagaimana dengan adanya Taliban,
Khorasan, Al-Qaeda, ISIS, Bom Bus di London, Bom Kereta Api di Spanyol,
Bom Boston Marathon bahkan tragedi penembakan-penembakan seperti tragedi
Colombia School, hingga Sandy Hook, bahkan Charlie Hebdo? Begitu umum… ada nama untuk ini.
Penggunaan trik menggertak, menakuti atau menipu, adalah sangat umum
bahwa hal itu telah diberi nama sejak ratusan tahun yang lalu.
Pemimpin Sepanjang Sejarah Telah Mengetahui “False Flags”
Pemimpin sepanjang sejarah telah mengakui bahayanya “Bendera Palsu” atau “False Flags” diantaranya:
Friedrich Nietzsche

“Sejarah serangan
‘Bendera Palsu’ digunakan untuk memanipulasi pikiran rakyat! Pada
individu, kegilaan jarang; tapi dalam kelompok, partai, bangsa, dan
zaman hal itu adalah aturan. ” -Friedrich Nietzsche.
Adolf Hitler

“Terorisme adalah
senjata politik terbaik tanpa menggerakkan orang untuk lebih keras
daripada rasa takut terhadap terhadap kematian mendadak.” -Adolf Hitler.
Hermann Goering

(“Kenapa tentu saja
orang tidak ingin berperang. Tapi semua itu adalah kebijakan yang
ditentukan dari para pemimpin negara, dan semua itu selalu merupakan hal
yang mudah untuk menyeret orang-orang secara bersama-sama, apakah itu
demokrasi, atau kediktatoran fasis, atau parlemen, atau kediktatoran
komunis … suara atau tidak ada suara, orang-orang selalu bisa dibawa ke
penawaran dari para pemimpin. Dan hal itu mudah. Yang harus Anda lakukan
adalah untuk memberitahu mereka yang sedang diserang, dan mencela para
pecinta damai karena kurangnya patriotisme dan justru mengekspos negeri
anda dalam keadaan bahaya. Ia bekerja sama di negara manapun.”) -Hermann Goering (pemimpin Nazi).
Josef Stalin
“Cara termudah untuk
mendapatkan kontrol dari populasi adalah melakukan aksi teror.
(Masyarakat) akan menuntut undang-undang tersebut jika keamanan pribadi
mereka terancam “. -Josef Stalin
Semoga artikel ini dapat membantu, karena
kami bukan blogger kelas politik lokal seperti semua blogger yang jadi
antek politikus titipan luar negeri, baik itu dari zionis, yahudi, arab,
syiah, sunni, komunis dan sel-sel yang ingin membuat keadaan menjadi
kacau balau di Indonesia.
Apalagi telah semakin banyaknya
orang-orang sebagai antek bayaran Mossad dan CIA di Indonesia yang sudi
menjual bangsanya sendiri hanya demi uang yang akhirnya mereka
tinggalkan setelah mereka tewas. Mereka menyebar mulai dari tukang
sampah, LSM, pengusaha hingga pejabat tinggi baik itu di legislatif,
eksekutif dan yudikatif, bahkan menjadikan agama mereka sebagai
bumpernya dan menetek pada politikus busuk. Semoga artikel ini dapat
menambah wawasan anda tentang jiwa sebagai warga negara ber-Kebangsaaan
Indonesia, salam IndoCropCircles.
(sumber Googling: 42 False Flag Attacks)
Jika
anda ingin meneruskan, mengkopi atau menjiplak artikel ini ke dalam
tulisan atau forum atau blog atau website anda, sangat dianjurkan untuk
mencantumkan sumbernya dari kami, terimakasih atas pengertiannya.
-IndTruth.blogspot.com-
-IndTruth.blogspot.com-
0 Komentar
Berkomentarlah dengan sopan dan santun