Kronologi Tragedi Mina Saat Musim Haji 2015, Kesalahan Anak Raja Saudi?



tragedi lempar jumroh mina 2015 header

Kronologi Tragedi Mina Saat Musim Haji 2015, Kesalahan Anak Raja Saudi?

warning graphic content gambar memilukan
Pada musim haji tahun 2015 lalu, belum berhenti lepas dari jalan penuh cobaan. Kala itu, belum tuntas investigasi insiden jatuhnya crane di Masjidil Aqsa, terbakarnya hotel, rubuhnya tenda jamaah, kini datang lagi berita memilukan dari Makkah.
Setidaknya 1000 orang dilaporkan tewas saat menjalani ritual haji di Mina, Kamis (24/9/2015) lalu. Dilansir dari Aljazeera, tragedi ini terjadi karena jamaah sudah sangat berdesak-desakan di cuaca panas diatas 50 derajat Celcius. Karena hal itu, banyak jemaah yang tak kuat dan jatuh, terinjak-injak dan meninggal.
Entah mengapa tiba-tiba mereka saling berdesakan di terowongan mina. Banyak orang berdesakan hingga terinjak-terinjak sampai akhirnya ratusan jamaah menjadi korban.
Kronologi Tragedi Mina 2015
Dari keterangan berbagai sumber yang IndoCropCircles kumpulkan, kronologi Tragedi Mina 2015 secara garis besarnya adalah sebagai berikut.
1. Musibah terjadi di lorong jalan Araf 204, menuju tempat lontar jumrah Aqabah di antara tenda tenda di Mina, pada Kamis 24 September 2015, sekitar pukul 7:30 pagi waktu setempat.
2. Entah mengapa, saat itu pintu gerbang menuju tempat lontar jumrah Aqabah ditutup untuk beberapa saat dan membuat para jamaah menunggu diluar. Jamaah yang menunggu dibawah panas terik diatas 50 derajat Celcius membuat mereka tak sabar.
3. Keadaan itu ditambah oleh aliran calon jamaah lainnya, yang telah melempar Jumroh Aqabah ternyata bergerak kembali ke tempat mereka datang (balik arah). Hal itu membuat aliran manusia juga terhenti diluar gerbang, sehingga terjadi penumpukan dan desak-desakan secara besar-besaran.
tragedy mina 2015_mecca_mina_jamarat
Lokasi Tragedi Mina 2015
4. Namun akhirnya pintu gerbang menuju Jumroh Aqabah mulai dibuka.
5. Dari salah satu saksi mata jamaah haji asal Indonesia yang diwawancarai oleh Radio El-Shinta, pada saat pintu gerbang tempat lontar jumrah Aqabah dibuka, ada seorang jama’ah yang memakai kursi roda terjatuh pada saat melempar Jumroh Aqabah dan membuat aliran manusia tersendat karena beberapa jamaah berusaha menolongnya.
6. Karena ada jamaah yang berhenti karena sedang menolong jamaah yang jatuh dari kursi rodanya, lalu jamaah yang kebanyakan dari Mesir dan benua Afrika lainnya itu pada barisan belakang spontan mendorong jamaah di depannya.
7. Akibatnya, terjadilah saling dorong-mendorong dan banyak jamaah perempuan dan orang tua yang terjatuh lalu terinjak-injak, maka terjadilah musibah memilukan ini.
Jalur lorong jalan Araf 204 ini bukan merupakan jalur yang digunakan oleh jamaah asal Indonesia untuk menuju lontar jumrah.Beberapa saksi ma ta juga mengatakan peristiwa ini terjadi karena penutupan dua jalan menuju Mina oleh sejumlah pasukan Arab Saudi, tanpa memberikan penjelasan alasan penutupan jalan tersebut. Penutupan ini akhirnya memaksa ratusan ribu jamaah haji berbalik arah dan menunggu.
Pertanyaannya, apa yang menyebabkan jamaah haji yang telah melempar Jumroh Aqabah ternyata bergerak kembali (balik arah) ke tempat mereka datang? Sejauh ini, lebih dari 700 orang jamaah haji dikabarkan telah wafat. Dan dikabarkan ada 4 jamaah haji asal Indonesia ikut wafat dalam musibah di Mina ini. Jumlah jamaah Indonesia yang ikut ibadah haji tahun 2015 ini sebanyak 168.800 orang.
Terobos Lautan Calon Haji, Anak Raja Saudi Dituding jadi Biang Tragedi Mina?
Di tengah investigasi insiden berdarah di Mina, Kamis (24/9/2015), muncul tudingan kepada keluarga kerajaan sebagai pemicu dari kepanikan jemaah, hingga berujung terjadinya Tragedi Mina 2015.
Sumber media Arab menyatakan bahwa konvoi wakil putra mahkota Saudi sekaligus Menteri Pertahanan kerajaan itu, Muhammad bin Salman ternyata adalah penyebab kepanikan luar biasa jutaan jama’ah haji, dan membuat mereka berdesak-desakan hingga menewaskan ribuan jamaah haji di Mina pada hari Kamis (24/9/2015).
Mohammad bin Salman bin Abdul Aziz Al Saud
Dikutip dari Press TV, Jumat (25/9/2015), bahwa kehadiran pangeran alias putra mahkota Raja Saudi yang juga Menteri Pertahanan Arab Saudi, Pangeran Mohammad bin Salman bin Abdul Aziz Al Saud, di Mina, membuat kisruh barisan rombongan calon haji yang akan melempar jumrah disaat yang sama.
Press TV juga mengutip laporan dari surat kabar berbahasa Arab, al-Diyar yang menyebutkan, konvoi besar-besaran Mohammad bin Salman terdiri dari pasukan keamanan, termasuk 200 tentara dan 150 polisi.
Mereka masuk, menerobos di antara para peziarah yang sedang bergerak maju lalu menutup pintu gerbang untuk beberapa saat. Hal ini menyebabkan ketersendatan dan kepanikan luar biasa.
Pangeran Muhammad Arab Saudi
Muhammad bin Salman.
Al-Diyar yang berbasis di Lebanon itu menurunkan tulisan, bahwa Mohammad dan rombongan dengan cepat meninggalkan tempat kejadian.
Soal ini, pemerintah Saudi berusaha untuk menutup-nutupi seluruh cerita dan memaksakan ‘pemadaman’ media atas kehadiran Mohammad.
Al Diyar sendiri juga memuat bantahan pejabat Saudi mengenai kunjungan Anak Raja itu.
Mengutip pernyataan salah seorang pejabat Saudi, tragedi Mina terjadi karena pejabat tidak menjalankan aturan yang telah ditetapkan. Tak lama setelah Tragedi Mina 2015, tulis Ad Diyar, Raja Arab Saudi, Salman Bin Abdul Aziz yang lahir pada tanggal 31 Desember 1935, dan sebagai anak ke-25 dari Ibn Saud, langsung memperkenalkan daftar nama-nama petugas yang bertanggung jawab atas terjadinya tragedi Mina.
Raja Salman Memuji Penyebab Tragedi Mina
Raja Saudi, Salman bin Abdul Aziz yang dibesarkan di Murabba Palace, bukannya berkabung dan mengkritik kinerja petugas haji atas insiden Mina yang menewaskan 1.300 jamaah haji, justru malah memuji atas kinerja bagus yang telah dicapainya.
Kantor berita al-Alam News melaporkan, Raja Salman dalam sambutannya pada kesempatan hari raya Idul Adha 2015 di hadapan sejumlah pejabat asing dan para petugas yang bertanggung jawab mengurusi haji, mengatakan akan mengumpulkan bukti-bukti dan menjelaskan rincian kejadian, ia memerintahkan petugas urusan haji untuk menyelidiki tragedi Mina.
sunni syiah conflict
Conflict Sunni vs Syiah
Raja Saudi Salman yang diangkat sebagai Putra Mahkota Arab Saudi pada 18 Juni 2012, setelah kematian saudaranya, Putra Mahkota Nayef bin Abdul Aziz menyebut, bahwa tragedi Mina dengan sebutan “dorong-dorongan” .
Raja Saudi Salman juga mengatakan bahwa tragedi ini tidak mengurangi khidmat mereka kepada tamu-tamu Allah. Dalam kesempatan itu, Raja Salman juga tidak mengatakan ucapan belasungkawa terhadap keluarga korban tragedi Mina. Ia justru, berpindah topik pembicaraan tentang perang Yaman.
Raja Salman memuji sikap ksatria para tentaranya yang sedang berperang dengan tentara Yaman, dan menyebut mereka sebagai orang-orang yang setia terhadap pendiri kerajaan Arab Saudi, Raja Abdul Aziz.
Salman bin Abdulaziz al-Saud yang lahir 31 Desember 1935 adalah Raja Arab Saudi ketujuh, Penjaga Dua Kota Suci, dan pemimpin Wangsa Saud saat tragedi ini.
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/30/Salman_bin_Abdull_aziz_December_9%2C_2013.jpg/471px-Salman_bin_Abdull_aziz_December_9%2C_2013.jpg
Raja Salman.
Salman menerima pendidikan awal di Sekolah Pangeran di ibukota Riyadh, sebuah sekolah yang didirikan oleh Ibn Saud khusus untuk memberikan pendidikan bagi anak-anaknya. Ia belajar agama dan ilmu pengetahuan modern.
Ia menjabat sebagai wakil gubernur dan kemudian Gubernur Riyadh selama 48 tahun dari tahun 1963 sampai 2011. Raja Salman diangkat sebagai Menteri Pertahanan pada tahun 2011.
Kemudian diangkat sebagai Putra Mahkota Arab Saudi pada 18 Juni 2012, setelah kematian saudaranya, Putra Mahkota Nayef bin Abdul Aziz . Pada tanggal 23 Januari 2015, Salman yang berusia 79 tahun, diangkat sebagai Raja Arab Saudi setelah saudara tirinya Raja Abdullah meninggal karena pneumonia pada usia 90 tahun.
Lalu, Raja Salman menunjuk Pangeran Muqrin Bin Abdul Aziz sebagai Putra Mahkota. Pada 29 April 2015, Salman mencopot Muqrin bin Abdul Aziz sebagai Putra Mahkota dan menunjuk keponakannya Muhammad bin Nayef.
Sementara itu, para pejabat Arab Saudi berusaha berlepas diri dari tanggung jawab mereka dalam memberikan keamanan dan pelayanan kepada 1,9 juta jamaah haji itu. Seperti Menteri Kesehatan Arab Saudi dalam pernyataannya yang menyalahkan jamaah haji Afrika yang menyebabkan tragedi tersebut.
Setelah Raja Saudi memuji penyebab Tragedi Mina, Pengadilan Syariah Arab Saudi jatuhkan hukuman mati 28 petugas terkait Tragedi Mina
Pengadilan Syariat Arab Saudi menjatuhkan hukuman pancung kepada 28 petugas yang dianggap bertanggung jawab atas terjadinya Tragedi Mina yang menewaskan sedikitnya 717 jamaah Haji. Demikian laporan dari kantor berita Lebanon, Al Diyar.
“Raja Salman memberikan perintah untuk memberikan daftar nama orang yang bertanggung jawab mengatur kunjungan dan jamaah serta bertanggung jawab atas kematian sekira 1.000 jamaah dan memerintahkan memancung 28 orang hari ini. Pengadilan Syariat memutuskan demikian, dan hukuman akan dilaksanakan di depan jamaah,” demikian laporan tersebut, sebagaimana dilansir Al Diyar, Jumat (25/9/2015).
Beberapa pihak berspekulasi hukuman tersebut berkaitan dengan tudingan kepada Pangeran Mohammad bin Salman al Saud yang dituduh sebagai penyebab tragedi yang juga merenggut nyawa tiga jamaah asal Indonesia tersebut.
Keluarga kerajaan dianggap menjadikan para petugas haji sebagai kambing hitam atas salah satu insiden haji terburuk dalam dua dekade terakhir itu.
Seharusnya pemerintah Arab jangan terburu mengambil hukuman itu dan harus berkaca pada insiden jatuhnya crane di Masjidil Haram beberapa waktu sebelumnya. Semula, pemerintah Arab memutuskan insiden tersebut adalah takdir, namun belakangan mereka baru mengaku lalai.
tragedi crane jatuh di mekkah - 01
Tragedi crane jatuh di Masjidil Harram, Jum’at (11/9/2015) .
Oleh karena itu, seharusnya pemerintah Arab fokus untuk melakukan investigasi dengan melibatkan berbagai negara yang turut mengirimkan jamaah haji.
Perlu diingat bahwa beberapa waktu lalu tepatnya pada Jum’at (11/9/2015) telah terjadi hujan deras disertai es dan angin kencang lebih dari 200 km/jam, melanda kota Mekkah menyebabkan penurunan suhu dari 40 derajat menjadi 25 derajat.
Angin yang besar ini kemudian berpotensi untuk menimbulkan hujan di Makkah. Akibatnya terjadi anomali suhu di wilayah tersebut, yang akhirnya menimbulkan hujan lebat disertai angin hingga es.
tragedi crane jatuh di mekkah - 02
Tragedi robohnya alat berat Crane di Masjidil Haram, Mekkah Jum’at (11/9/2015) . (Klik gambar untuk memperbesar).
Sehari sebelum peristiwa ini terjadi, badai pasir memang telah terjadi di Makkah dan sekitarnya.
Badai pasir yang sama juga melanda sejumlah negara lainnya di Timur Tengah seperti Cyprus, Lebanon, dan Uni Emirat Arab.
Kejadian itu menumbangkan banyak pohon termasuk menjatuhkan alat berat Crane disisi timur di Masjidil Haram dan menimpa pinggir ring thawaf lantai dua hingga terputus karena ambruk.
Crane berikut gondolanya menimpa ring luar thawaf yang sedang dipenuhi jamaah haji yang sedang ada dibawahnya.
Musibah saat Maghrib ini dilaporkan menelan korban jiwa 111 jamaah haji dan 238 jamaah luka-luka. Dilaporkan ada 12 orang jamaah haji Indonesia wafat dan 29 luka-luka atas musibah ini. (lihat video tragedi crane jatuh di Mekkah Jum’at (11/9/2015) : Video 1 , Video-2)
Melihat tragedi-tragedi musim haji ini dan masalah ISIS serta juga peperangan di Yaman sebelumnya yang melibatkan militer Saudi, diisyukan bahwa Pangeran Muhammad bin Salman ingin mengambil alih kekuasaan Raja Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud. (lihat video)
Saudi prince's allegedly plotting against King Salman
Ucapan Belasungkawa Dari Belahan Dunia
Ucapan belangusngkawa terus mengalir atas terjadinya tragedi Mina yang telah merenggut ratusan korban, Kamis (24/9/2015).
Perdana Menteri Inggris David Cameron ikut sedih saat mengetahui tragedi berdarah di Mina, Kamis (24/9/2015) sore WIB. Pria 48 tahun itu langsung menggunakan Twitter sebagai sarana berempati. “Empati dan doa saya untuk keluarga korban yang meninggal dalam ritual haji tahunan di dekat Makkah,” demikian cecuit Cameron sebagaimana dilansir laman Guardian, Kamis (24/9/2015).
Ucapan Cameron memang pantas dilontarkan. Bukan hanya menyangkut kemanusiaan, Inggris juga menjadi negara barat non muslim pertama yang mengirimkan delegasi haji untuk melayani warganya. Warga muslim Inggris selama ini memang rutin menunaikan ibadah haji setiap tahun. British Hajj Delegation melaporkan, lebih dari 25 ribu warga Inggris menjadi tamu Allah per tahun.
Sedangkan pemimpin umat Katolik, Paus Fransiskus mengatakan, bahwa gereja bersolidaritas dengan umat Islam setelah tragedi tersebut. “Saya ingin mengungkapkan bahwa kedekatan gereja dengan para jemaah yang menderita dengan tragedi di Makkah,” ujar Paus Fransiskus di Gereja Katedral St Patrick, seperti dilansir dari AFP, Jumat (25/9/2015).
Sementara itu, Presiden Joko Widodo menyampaikan duka yang sangat mendalam terhadap peristiwa Mina. Presiden Joko Widodo berharap semoga hal ini tidak terjadi lagi karena sudah terjadi tragedi yang memilukan ini berkali-kali.
tragedi mina 2015 - 03
Bodies of hundreds of dead and injured pilgrims lie strewn across the floor after they were caught up in a horrific stampede in Saudi Arabia.
Analisis Ilmiah Tragedi Mina
Para ilmuwan pun turut prihatin dengan tragedi tersebut. Ilmuwan turut menganalisa tentang rawannya kerumunan orang dalam jumlah jutaan orang. Pakar ilmu sosial komputasional ETH Zurich yang mempelajari dinamika kerumunan, Dirk Helbing, mengatakan meninggalnya ratusan jemaah haji lebih dikarenakan oleh fisik dibanding efek psikologis.
“Ini sebagian besar merupakan fenomena fisik, bukan psikologis,” ujar Helbing dikutip dari Salon, Jumat 25 September 2015. Dia menjelaskan, dalam kasus kepadatan manusia yang terlalu tinggi, gerakan tubuh akan ‘mentransfer’ kekuatan untuk tubuh lainnnya. Kekuatan tersebut bisa menambah dan menciptakan gerakan tak terkendali dalam sebuah kerumunan.
Akibatnya, kata dia, orang yang jatuh di tanah dalam kerumunan akan mudah terinjak-injak oleh orang lain. Menurutnya, insiden dalam kerumunan bisa terjadi dengan cepat. Bahkan kata dia, dalam insiden kecil saja, yaitu saat dua orang berkelahi atau berjalan melawan kerumunan, bisa dengan cepat mengacaukan kerumunan dalam skala besar.
Dalam skema saat orang makin masuk dalam sebuah area, maka kerumunan akan makin muncul dan selanjutnya akan menciptakan risiko gejolak yang mematikan. “Jadi masalah kecil berubah menjadi masalah besar yang tidak bisa dikendalikan lagi,” ujar Helbing.
tragedi mina 2015 - 05
Saudi medics stand near bodies of Hajj pilgrims at the site where hundreds were killed in a stampede in Mina, near the holy city of Mecca.
Helbing mengatakan kekuatanan tekanan dalam kerumunan memang sangat kuat. Tak heran tragedi Mina menimbulkan banyak korban yang meninggal. Helbing yang mengaku terlibat dalam pekerjaan awal Jembatan Jamarat mengatakan, dalam kasus gerakan orang searah umumnya tidak menimbulkan masalah, sampai adanya rintangan jalan yang sempit (bottle neck).
Kasus kerumuanan lain yang berbahaya yaitu saat orang mencoba untuk mengakses dua tempat berbeda dalam satu waktu sekaligus atau saat banyak orang bergerak dalam dua arah yang berbeda saling bertabrakan atau bertemu.
Helbing mengatakan dalam kasus kerumunan besar, enam sampai tujuh orang yang terus mendorong dalam satu arah bisa menghasilkan kekuatan yang cukup untuk membengkokkan pagar baja. Hasil autopsi sejauh ini menunjukkan ada kekuatan tekanan sampai 6,4 psi atau kekuatan tekanan per meter persegi pada dada jemaah haji.
Helbring mengatakan dalam model standar, pejalan kaki pasti berusaha menghindari rintangan. Dalam kepadatan rendah atau tidak ada kerumunan, ia menggambarkan pejalan kaki mirip dengan aliran laminar. Aliran ini mirip dengan aliran sungai yang bergerak cepat dengan dasar yang datar.
Namun, dalam model saat kepadatan naik, pejalan kaki memilih memperlambat atau menghentikan jalan. Hal ini akan memicu gejolak yang merambat keluar. Dia menyebutkan kepadatan kritis akan terjadi saat kerumunan orang memiliki variasi rata-rata bentuk tubuh.
Dalam kerumunan, manusia kurang kordinasi
Dalam hal mensiasati kerumunan, peneliti menunjukkan cara sukses perilaku pada binatang. Iain Couzin, ahli biologi Princenton University, AS mengatakan makhluk seperti ikan teri sampai burung jalak memiliki cara yang dianggap sukses dalam mengelola kerumunan. Makhluk tersebut, kata Couzin, secara kolektif berbagi karakteristik matematika.
“Saat kita melihat kawanan burung atau ikan terkoordinasi, hal ini menunjukkan sebuah evolusi. Sayangnya, kita tidak (melakukannya), karena kita telah berkembang menjadi kelompok keluarga kecil,” ujar Couzin. Dia mengatakan manusia memang makin banyak tinggal di kota yang padat. Namun kemudian manusia terjebak dalam situasi kota yang padat tanpa ada skenario untuk mensiasati kepadatan itu.
“Kita tidak tahu bagaimana berperilaku dalam skenario itu. Situasi ini tak memungkinkan kita untuk secara alami merasa kita dapat memahami apa yang terjadi,” ujar Couzin.
Analisa lain disampaikan oleh Keith Still, pakar ilmu kerumunan dari Manchester Meteropilitan University, Inggris. Still mengatakan jemaah haji meninggal bukan karena kepanikan tapi memang mereka terdesak oleh kerumunan banyak orang yang membuat mereka susah untuk bernafas.
Namun demikian, Still juga menyoroti soal sistem infrastruktur menuju Jamarat yang dibangun pemerintah Arab Saudi. Menurutnya, tragedi Mina itu akibat banyak jemaah yang macet dalam ruang yang terlalu kecil. Sebagaimana diketahui pemerintah Saudi mengatakan penyebab kerumunan adalah adanya pertemuan antara dua kerumunan dari dua arah yaitu dari Jalan 204 dan Jalan 206.
Muslim pilgrims walk on a bridge as they head to cast stones at pillars symbolizing Satan during the final day of the annual haj pilgrimage in Mina on the third day of Eid al-Adha, near the holy city of Mecca, October 6, 2014. Muslims around the world celebrate Eid al-Adha to mark the end of the haj pilgrimage by slaughtering sheep, goats, camels and cows to commemorate Prophet Abraham's willingness to sacrifice his son, Ismail, on God's command. REUTERS/Muhammad Hamed (SAUDI ARABIA - Tags: RELIGION)
Muslim pilgrims walk on a bridge as they head to cast stones at pillars symbolizing Satan during the final day of the annual haj pilgrimage in Mina on the third day of Eid al-Adha, near the holy city of Mecca, October 6, 2014. Muslims around the world celebrate Eid al-Adha to mark the end of the haj pilgrimage by slaughtering sheep, goats, camels and cows to commemorate Prophet Abraham’s willingness to sacrifice his son, Ismail, on God’s command. (REUTERS/Muhammad Hamed)
“Setiap sistem memiliki batas yang terbatas saat orang melewatinya. Saat Anda mendapatkan orang di atas jumlah tersebut, risiko meningkat secara eksponensial. Tragedi itu tampak seperti sistem yang telah melampaui kapasitas yang aman,” ujar Still.
Pakar kerumunan tersebut mengatakan ada salah satu strategi yang efektif dalam menghadapi kerumunan besar. Pengelola perlu menerapkan pendekatan hold and release. Skema ini yaitu orang-orang harus berhenti sementara dari rute yang ada, dan kemudian setelah beberapa saat baru kemudian aliran kerumunan rute dibuka kembali. “Inilah yang menciptakan ruang,” kata Still.
Helbing mengakui untuk mengatur jutaan jemaah haji bukanlah hal yang mudah. Sebab kadang ada jemaah yang tidak mematuhi prosedur, jadwal melempar jumrah sampai tak mematuhi aturan kamp. Belum lagi, kata dia, jemaah berasal dari berbagai negara dan bahasa yang membuat susah untuk berkoordinasi.
Musibah Pada Musim Haji Ini Bukan Yang Pertama Kali
Inilah kejadian-kejadian lain yang pernah terjadi di Saudi Arabia dan juga memakan korban.
Pada tahun ini terjadi perkelahian antara calon haji Iran dengan aparat Saudi Arabia. Pada tragedi ini setidaknya 275 warga negara Iran meninggal dunia diikuti 85 warga negara Saudi Arabia yang di dalamnya terdapat pihak aparat dan warga sipil. Korban juga berjatuhan dari calon haji negara lain yang jumlahnya mencapai puluhan. Data juga menyebutkan bahwa ada ratusan orang pada peristiwa tersebut yang mengalami luka-luka.

 Pada tahun 1990
Peristiwa ini merupakan tragedi yang memakan korban jiwa terbanyak. Tragedi yang memakan 1.426 korban tewas ini terjadi ketika banyak orang saling berdesakan di dalam terowongan untuk menuju Mekkah.

 Pada tahun 1994
Tahun ini terjadi tragedi di mana 270 orang tewas saat menjalankan ritual jumrah di Mina.

 Pada tahun 1997
Tahun ini terjadi tragedi kebakaran pada perkampungan tenda yang menewaskan 340 orang. Peristiwa yang terjadi di Mina ini juga memakan korban luka-luka sebanyak 1.500 orang.

 Pada tahun 1998
Ritual jumrah di Mina pada tahun ini juga memakan korban. Setidaknya ada 180 orang yang harus terinjak pada ritual ini.

Pada tahun 2001
Ibadah haji hari terakhir pada tahun ini harus mengisahkan 35 orang terinjak di Mina.

Pada tahun 2004
Pada tahun ini tragedi yang menewaskan 244 orang kembali terjadi di Mina. Masyarakat yang begitu banyak dalam pelaksanaan ibadah haji pada tahun ini juga mengakibatkan ratusan orang lainnya luka-luka.

Pada tahun 2006
Tahun ini ritual jumrah di Mina kembali memakan korban jiwa sebanyak 350 orang. Pada tahun yang sama, penginapan yang dekat dengan Masjidil Haram ambruk yang menewaskan 73 orang.

Pada tahun 2015
Pada tahun 2015 terjadi peristiwa jatuhnya alat berat di Masjidil Haram yang melukai 31 orang dan memakan korban jiwa sebanyak 111, dimana 7 orang diantaranya adalah warga negara Indonesia.
Pada tahun yang sama terjadi peristiwa terinjak-injaknya ribuan jamaah haji saat akan melempar Jumroh di Mina. Dilaporkan ada 717 orang luka-luka, dan memakan korban jiwa sekitar 204 orang, 34 diantaranya adalah warga negara Indonesia. Sedangkan warga negara Indonesia yang hilang ada 90 orang.
tragedi mina 2015 - 04
Saudi emergency personnel stand near bodies of Hajj pilgrims at the site where at least 717 were killed and hundreds wounded in a stampede.
Mungkinkah Sebuah Peringatan dari Allah? Arab Saudi Harus Banyak Belajar dari Al-Qur’an, Hadist dan Pengalaman
Dengan terjadinya rangkaian musibah yang semua pihak pasti tak menginginkan, seharusnya pihak Saudi harus banyak belajar agar musibah-musibah selanjutnya tidak terjadi. Mungkin sebagian orang akan menganggap semua itu adalah takdir, namun manusia harus berusaha agar menjadi lebih baik dikemudian hari karena ada takdir Allah yang lain, yang dapat ditempuh agar lebih baik.
Seperti yang telah Allah turunkan dalam Surah Ar-Ra’d ayat 11:
lahu mu’aqqibaatun min bayni yadayhi wamin khalfihi yahfazhuunahu min amri allaahi inna allaaha laa yughayyiru maa biqawmin hattaa yughayyiruu maa bi-anfusihim wa-idzaa araada allaahu biqawmin suu-an falaa maradda lahu wamaa lahum min duunihi min waalin
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS Ar-Ra’d, 13 : 11).
Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa malaikat yang mencatat amalan-amalannya. Dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut malaikat Hafazhah. Tuhan tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.
Ayat berikutnya 12 dan 13, tak kalah penting, mengingat kejadian di Mina ini sebelumnya, bahwa di wilayah itu terjadi badai dan awan mendung dengan halilintar-halilintar yang menggelegar.
Dalam Surah Ar-Ra’d ayat 12:
huwa alladzii yuriikumu albarqa khawfan wathama’an wayunsyi-u alssahaaba altstsiqaala
“Dia-lah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung.” (QS Ar-Ra’d, 13 : 12).
Dalam Surah Ar-Ra’d ayat 13:
wayusabbihu alrra’du bihamdihi waalmalaa-ikatu min khiifatihi wayursilu alshshawaa‘iqa fayushiibu bihaa man yasyaau wahum yujaadiluuna fii allaahi wahuwa syadiidu almihaali
“Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya.” (QS Ar-Ra’d, 13 : 13).
mekkah thunder
Hal ini mengingatkan juga terhadap beberapa riwayat para Khalifah pada masa lalu yang dapat belajar dan berusaha memperbaiki keadaan.
Sebuah riwayat atau kejadian seorang Khalifah yang akan berdakwah ke kota-kota di Timur Tengah pada masa lalu. Setelah berdakwah ke kota A, kemudian sang khalifah dan para santrinya berhijrah ke kota B uutuk berdahwah lagi.
Seperti biasanya sebelum masuk ke kota yang akan di dahwahinya, sang khalifah meminta santrinya untuk ke kota itu terlebih dahulu, supaya mengecek keadaannya. Saat santrinya kembali, ia melaporkan ke sang khalifah bahwa di kota itu sedang ada wabah penyakit menular.
Maka khalifah mengurungkan niatnya untuk berdahwah di kota itu dan menuju ke kota C sebagai gantinya. Para santri pun bingung dan bertanya, apakah sang khalifah takut tertular oleh penyakit menular itu, dan apakah sang khalifah takut takdir Allah jika ia akhirnya juga terkena penyakit menular itu.
Sang khalifah pun tersenyum dan ia berkata bahwa ia tak takut oleh takdir yang Allah berikan. Namun masih ada takdir Allah yang lain, dan ia memilih takdir Allah yang lain itu, yaitu berdahwah di kota lainnya.
Hal ini jelas bahwa Allah tak hanya memberikan kepada manusia hanya satu jalan, hanya satu takdir, tapi ada takdir yang lain. Artinya manusia harus dapat mengambil keputusan yang terbaik dan punya hak untuk menghindar dari suatu yang buruk di kemudian hari. Disinilah harusnya pemerintah Saudi dapat berkaca, untuk dapat mengambil hikmah dari suatu musibah yang berlarut dan berulang.
A cartoon by Saudi artist Abdullah Jaber which reads, "Why don't you open your door? Don't be heartless!" Source: Abdullah Jaber for Makkah Newspaper.
A cartoon by Saudi artist Abdullah Jaber which reads, “Why don’t you open your door? Don’t be heartless!” (Source: Abdullah Jaber for Makkah Newspaper).
Suatu peristiwa lainnya juga diriwayatkan pada masa seorang khalifah, ada sebuah jembatan rusak berlubang dan membahayakan jika dilewati manusia karena dapat terjatuh. Sang khalifah pun tak segera menyuruh santrinya untuk memperbaikinya pada hari itu, dan akan memperbaikinya dikemudian hari.
Namun keesokan harinya ada seekor domba yang terperosok ke lubang di jembatan itu, dan sang khalifah pun menangis dan menyesal karena tak memperbaiki jembatan yang berlubang itu pada saat itu juga. Karena seandainya ia langsung memperbaikinya, maka domba itu tak akan jatuh terluka.
Maka dikala masih sedih, ia langsung memperbaiki lubang di jembatan itu. Hal ini juga membuktikan bahwa memperbaiki kesalahan dan kekurangan dalam suatu peristiwa sangatlah perlu agar tak terjadi lagi dikemudian hari, dan harus dicontoh pula riwayat ini oleh pihak Saudi.
Sebuah peristiwa lainnya juga tak kalah penting dimasa khalifah dulu, dikala seorang anak dari seorang khalifah memakai lampu minyak di kantor ayahnya untuk belajar. Saat sang khalifah masuk ke kantornya, ia melihat anaknya belajar dengan menggunakan lentera di dalam kantornya.
Syria’s Refugees Feel More Welcome in Europe Than in the Gulf. (Cartoon by Palestinian Artist Mahmoud Abbas).
Syria’s Refugees Feel More Welcome in Europe Than in the Gulf. (Cartoon by Palestinian Artist Mahmoud Abbas).
Sang khalifah langsung menegur anaknya, bahwa ia tak boleh memakai minyak di lentera itu karena minyak itu dari uang rakyat, maka uang rakyat hanya boleh digunakan juga untuk kepentingan rakyat, bukan untuk pribadi walau setetes pun! Ingat, padahal ia anak seorang khalifah.
Maka sang khalifah langsung mematikan lentera itu dan menyuruh anaknya untuk belajar di rumah dan memakai minyak lentera sendiri di rumahnya. Hal ini mengaitkan pada tragedi Mina ini, jika benar sang pangeran Saudi menggunakan fasilitas keluarga seorang raja dengan menutup jalan bagi rakyatnya dan mementingkan pribadinya. Jelas ini dilarang, biarkanlah anak sang raja bercampur dengan rakyatnya, cukup menggunakan keamanan minimal, toh di lokasi itu tak ada orang jahat karena mereka semua dalam keadaan ikhram dalam menjalankan ibadah mereka.
Semoga setiap kejadian tersebut ada hikmahnya, dan dapat menyadarkan mereka bahwa semua kejadian itu bisa jadi adalah peringatan dari Allah SWT kepada umatnya, agar umat Islam dapat bersatu walau berlainan maktab, dan juga dapat saling menghargai umat non-muslim lainnya.
Hal itu karena Allah-lah yang memang membuat kita semua berbeda-beda sesuai qadar yang Dia rencanakan, agar kita semua dapat saling mengerti, bekerja-sama, berbagi dan dapat bersatu melawan satanisme penyembah Dajjal, musuh para agamais penyembah Tuhan.
(Sumber: Al-Jazeera/ Al-Diyar / Al-Alam News / Press TV / JPNN / Arrahmahnews / Viva.co.id / OkeZone / AFP / Salon / berbagai sumber)
tragedi crane jatuh di mekkah - 04
Tampak alat berat crane jatuh menimpa Masjidil Haram, Jum’at (11/9/2015).

 

Posting Komentar

0 Komentar