4 Rencana Besar Yang Dilakukan Pihak Asing Untuk Menggulingkan Soekarno

Kantor Luar Negeri Inggris menggunakan “trik kotor” dalam ‘membantu menggulingkan Presiden Indonesia Soekarno, pada tahun 1966. Selama 30 tahun, setengah juta orang telah tewas.


Beberapa kalimat yang terucap dari Tan Malaka “Bapak Republik” yang dilupakan. Ucapakan yang masih menjadi realita dalam perkembangan Nusantara kita.
Bagaimana tidak, hal yang paling dihindari dikala zaman Tan Malaka dan para pejuang lainnya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia secara utuh dari penjajah tanpa ada kekurangan (dengan jalan tanpa perundingan yang merugikan) itu diulangi dan dilanjutkan oleh generasi saat ini. Banyak kekayaan sumber daya alam yang dimiliki negeri ini tetapi rakyat masih berada pada garis kemiskinan, ironisnya hasil kekayaan alam keuntungannya dinikmati oleh bangsa asing.
Disini akan dipaparkan beberapa informasi keterkaitan asing dalam pelengseran Presiden Ir. Soekarno, dan kenapa Ir. Soekarno harus dilengserkan? Sebelum menjawab beberapa pertanyaan tersebut, mari kita melihat kebelakang sejenak ;

Berawal dari Jean Jacques Dozy


Lahir di Rotterdam Belanda pada 18 juni 1908 dan meninggal di Belanda pada tanggal 1 Nopember 2004. Dozy yang memberi nama Ertsberg Mountain, dalam reportnya, Dozy menulis tentang kekagumannya akan kandungan emas yang di lihat di pegunungan Papua tersebut, dalam bahasa yang menurut saya sedikit di personifikasi, beliau mengibaratkan melihat gunung emas di bulan.
Dari data penemuan inilah, yang menyebabkan pihak asing semakin memburu keberadaan sumber daya alam di Indonesia, kala itu Indonesia berada dibawah pemerintahan Ir. Soekarno, yang notabene pro-rakyat!
Hal ini dibuktikan dengan sebuah cerita sebelum tahun 1965, seorang taipan dari Amerika Serikat menemui Soekarno. Pengusaha itu menyatakan keinginannya berinvestasi di Papua. Namun Soekarno menolak secara halus.
“Saya sepakat dan itu tawaran menarik. Tapi tidak untuk saat ini, coba tawarkan kepada generasi setelah saya,” ujar Soekarno.
Soekarno berencana modal asing baru masuk Indonesia 20 tahun lagi, setelah putra-putri Indonesia siap mengelola. Dia tidak mau perusahaan luar negeri masuk, sedangkan orang Indonesia memiliki pengetahuan nol tentang alam mereka sendiri. Sebagai persiapan, Soekarno mengirim banyak mahasiswa belajar ke negara-negara lain.
Soekarno boleh saja membuat tembok penghalang untuk asing dan mempersiapkan calon pengelola negara. Namun, Asvi menjelaskan usaha pihak luar ingin mendongkel kekuasaan Soekarno tidak kalah kuat, berikut beberapa point penting yang dilakukan oleh pihak asing dalam melengserkan kekuasaan Presiden Soekarno ;

1. Dengan dimulainya operasi : Kennedy Harus Mati


Pada 25 November 1963, Amerika Serikat memakamkan John F Kennedy (JFK) di Arlington National Cemetery, 3 hari setelah sang presiden ditembak saat berpawai di Dallas, Texas. Namun, tak semua bagian tubuh Kennedy ikut dimakamkan. Otaknya tak ikut masuk liang lahat. Organ itu sebelumnya disimpan di Arsip Nasional.

Kematian John F Kennedy hingga kini masih menyisakan misteri, ada sebuah teori konspirasi yang mencuat, jika JKF harus mati karena JFK justru mendukung Soekarno. Kennedy mengancam Belanda akan menghentikan bantuan Marshall Plan jika ngotot mempertahankan Irian Barat. Nah dari situ peluang Freeport untuk bisa mengambil alih Gold Mountain bisa mengalami kendala, dengan membunuh JFK otomatis kebijakan luar negeri USA bisa dikendalikan secara dinamis oleh para kaum Globalis yang hendak mempertahankan hegemoninya atas kebijakan politik di Amerika.


2. Berlanjut dengan Penyebaran Paham Komunisme adalah Kafir!


Duta Besar Inggris untuk Indonesia saat itu, Sir Andrew Gilchrist, baru saja mengunjungi London untuk berdiskusi dengan Kepala Dinas Luar Negeri, Joe Garner.
Diskusi itu mengenai Operasi Rahasia (Covert Operations) untuk melemahkan Sukarno, Presiden Indonesia yang merepotkan dan berpikiran mandiri, ternyata tidak berjalan dengan baik. Lalu, Garner dibujuk untuk mengirim Reddaway, pakar propaganda FO, untuk Indonesia.
Dengan meningkatnya hubungan harmonis antara Indonesia dan Uni Sovyet (Rusia) kala itu semakin menguntungkan pihak asing dalam melempar bola panas seputar isu komunisme, beragam cara dilakukan pihak asing agar bisa menggulingkan pemerintahan Presiden Ir. Soekarno, dalam hal ini isu PKI.

 

Setali tiga uang, hal ini juga dilakukan pihak asing agar meredam ideologi Sosialis yang mulai menyebar di Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

3. Kudeta Militer 1965



Terkait meningkatnya isu komunisme yang merebak di kawasan Asia Tenggara, pihak asing diyakini salah satu bagian yang merancang kudeta terhadap Soekarno, yang dilakukan AS dengan menggerakkan sejumlah perwira Angkatan Darat yang disebutnya sebagai “our local army friend”.
Salah satu bukti adalah sebuah telegram rahasia Cinpac 342, 21 Januari 1965, pukul 21.48, yang menyatakan ada kelompok Jenderal Suharto yang akan mendesak angkatan darat agar mengambil-alih kekuasaan tanpa menunggu Soekarno berhalangan. Mantan pejabat CIA Ralph Mc Gehee juga pernah bersaksi jika hal itu benar adanya

4. Runtuhnya Sang Putra Fajar!


Pada bulan Maret 1966 basis kekuatan Sukarno mulai compang-camping dan ia dipaksa untuk menyerahkan kekuasaan kepresidenan kepada Jenderal Suharto, sebagai panglima militer, yang sudah menjalankan kampanye dengan pembunuhan massal terhadap dugaan komunisme.
Indonesia sangat penting baik secara ekonomi dan strategis. Pada tahun 1952, AS mencatat bahwa jika Indonesia jauh dari pengaruh Barat, maka negara tetangganya seperti Malaya mungkin akan mengikuti, dan mengakibatkan hilangnya “sumber utama dunia karet alam, timah dan produsen minyak serta komoditas lainnya yang sangat strategis dan penting”.
Setelah peristiwa 30 September 1965, keadaan negara berubah total. Usaha Freeport masuk ke Indonesia semakin mudah. Sebagai bukti adalah pengesahan Undang-undang Penanaman Modal Asing pada 1967. Freeport menjadi perusahaan asing pertama yang kontraknya ditandatangani Soeharto.
Bukan saja menjadi lembek, bahkan Indonesia menjadi sangat tergantung terhadap pihak asing.

Posting Komentar

0 Komentar