Im Back

Mind Control, Senjata Perang Masa Depan: Teknologi Pengontrol Saraf Otak
Otak adalah organ tubuh yang digunakan
oleh makhluk, terutama manusia, dan berada di dalam tengkorak, gelap,
tersembunyi dan tak tahu apapun. Lalu bagaimana otak akhirnya mengetahui
pengetahuan dan ilmu dari segala sesuatu?
Otak mengetahui segalanya melalui apa
yang disebut dengan “indera”. Ada indera pengelihatan berupa dua mata,
indera pendengaran berupa sepasang kuping, indera untuk merasakan atau
peraba berupa kulit, indera pembau penciuman berupa hidung, dan indera
untuk mengecap, berupa lidah. Kelima atau panca dari indera-indera itu
disebut juga sebagai Panca Indera.
Nah, melalui merekalah otak mengumpulkan
informasi sepanjang hidup manusia yang ia tempati di dalam rongga tulang
tengkoraknya yang gelap.

Jika mau “kebal” terhadap “virus” anda
harus menginstal program anti virus terlebih dahulu, itupun diketahui
tak akan menjamin sebuah flashdisk pasti selalu terbebas dari virus.
Membaca dan menonton serta mengeksplor
segala sesuatu juga merupakan peng-install-an terhadap otak di sepanjang
hidupnya. Dengan begitu, otak akan merekam dan menyimpannya sebagai
memory. Dengan menyimpan apa yang menjadi “pengalaman dan
pengetahuannya” maka otak menjadi semakin kaya dan akaya akan berbagai
keilmuwan, apapun itu.
Melalui otak pun, manusia dapat
dikontrol, diubah dan dikendalikan cara berfikirnya, menyuruh mereka
untuk melakukan sesuatu, tanpa mereka sadari walau mereka telah sadar!
Pengontrolan dan “Pengendalian Pikiran” atau Mind Control seperti itu sering pula diawami dengan istilah “Cuci Otak”, atau Brainwashed.
Mind Control, Program Sangat Rahasia Amerika Serikat
Tragis, pembunuhan massal yang memilukan
dalam beberapa tahun terakhir telah menyebarkan ketakutan dan kepanikan
di antara masyarakat umum.
Namun ada pula yang mempertanyakan apakah
tidak ada yang lebih dari sekedar menyuguhkan berita-berita yang
memenuhi mata terhadap kondisi yang kejam dan aneh?.
Dapat dibayangkan bahwa sangat mungkin
ada agenda yang jauh-jauh lebih dari sekedar rahasia di dalamnya? Namun
pertanyaan ini menyajikan bukti atau jawaban yang tak terbantahkan bahwa
program pengendalian pikiran (Mind Control) oleh program
rahasia pemerintah AS selama ini telah menciptakan pembunuh-pembunuh di
negara-negara di dunia hingga dari warga AS di dalam negerinya sendiri
agar tak terjadi kecurigaan.
Selain itu, tragedi-tragedi tersebut juga
menyebar, diikuti oleh negara-negara lainnya di dunia. Mereka menebar
teror yang dilakukan oleh warganya, kepada warga mereka sendiri, dan di
dalam negaranya sendiri.
Kutipan menakjubkan di bawah ini, yang
diambil dari kata demi kata yang dideklasifikasikan dari dokumen sangat
rahasia milik CIA, mengungkapkan secara rinci eksperimen pengendalian
pikiran dalam yang sangat rahasia, percobaan yang disponsori oleh
pemerintah AS.
Melalui hipnosis, obat-obatan, dan
sengatan listrik, dokter CIA menghancurkan kepribadian manusia melalui
program “kepribadian ganda” (multiple personality disorder / MPD) atau juga disebut gangguan identitas disosiatif (dissociative identity disorder / DID).
Eksperimen rahasia ini sukses dalam menciptakan seorang atau lebih “Calon Manchuria” (Manchurian Candidate)
atau “super mata-mata” yang diprogram untuk melakukan pembunuhan, aksi
teroris, seksual dan lebih, tanpa sepengetahuan sadar sang eksekutor
mengenai apa yang mereka lakukan.
Calon “Tentara
Manchuria” ini dibuat karena sebagai kunci dari semua teror, karena
perannya yang tersembunyi dalam percaturan politik dunia.
Untuk memverifikasi informasi yang
mengejutkan ini, tersedia tautan atau link yang disediakan untuk
mencetak gambar dari dokumen CIA yang asli. Instruksi tersedia juga di
sini untuk memesan salah satu dari dokumen-dokumen ini langsung dari CIA
dengan menggunakan Freedom of Information Act (FOIA).
Meskipun berasal dari tahun 1950-an dan
60-an, namun dokumen-dokumen yang mengungkapkan semua itu tidak dirilis
selama beberapa dekade karena alasan “keamanan nasional.”
Pemerintah AS mengklaim eksperimen pengendalian pikiran atau mind control,
tidak lagi dilaksanakan, namun bagaimana kita bisa tahu? Karena selama
ini keberadaan program tersebut tidak diakui oleh mereka selama puluhan
tahun, dan tentu saja dokumen yang baru-baru ini akan diklasifikasikan
sebagai rahasia di bawah rubrik “keamanan nasional.”
Berikut bukti nyata dokumen-dokumen dari eksperimen tersebut yang diklasifikasikan oleh CIA sebagai dokumen sangat rahasia:

Drugs, Electric Shock Used in Mind Control (Image of Original Declassified CIA Document) :
CIA Document Mori ID: 17395, page 18
Title: ESP Research [Deleted]
Date: 9 July 1951
Title: ESP Research [Deleted]
Date: 9 July 1951
Hypnosis on Girls in Mind Control Programs (Image of Original Declassified CIA Document):
CIA Document Mori ID: 190684, page 1
Title: Outline of Special H Cases
Date: 7 January 1953
Title: Outline of Special H Cases
Date: 7 January 1953
Hypnosis on Girls in Mind Control Programs (Image of Original Declassified CIA Document)
CIA Document Mori ID: 190684, page 4
Title: Outline of Special H Cases
Date: 7 January 1953
Title: Outline of Special H Cases
Date: 7 January 1953

Mind Control, Senjata Perang Masa Depan
Ahli saraf melihat aplikasi pertahanan
dan keamanan ke dalam otak. “Neuro Weapon” memiliki kapasitas untuk
mengubah cara perang di masa depan.
James Giordano, neuro-saintis Potomac Institute for Policy Studies di Arlington, VA, dan Rachel Wurzman, neuro-saintis Georgetown University Medical Center di Washington, DC., mencoba mendifinisikan “neuro-weapon” di Synesis.
Jangan lagi masih Anda pikirkan, bahwa
penghancuran peperangan masih selalu dengan cara mengirim serampangan
bom atom atau napalm. Namun perang masa depan harus tepat, rapi dan
bersih yaitu dengan cara mengontrol otak manusia.

Taktik psikologis tradisional telah
digunakan dalam perang-perang sebelumnya. Tetapi kapasitas teknologi
jauh lebih luas seperti membaca pikiran musuh dengan presisi tinggi.
Teknologi antarmuka otak-mesin
memungkinkan kombinasi otak manusia dengan program komputer canggih.
Chip otak cepat menyaring sejumlah besar data intelijen. Pilot tempur
dengan algoritma dapat cepat dapat mengunci target musuh.
Obat dapat dikembangkan untuk membuat
bentuk emosi tahanan dalam ruang interogasi. Hormon oksitosin menjadi
kandidat utama yang mengubah tahanan yang tidak kooperatif justru
menjadi teman.
Jenis lain manipulasi
psiko-farmakologikal yaitu meningkatkan kinerja prajurit tetap waspada
tanpa tidur, meningkatkan kekuatan persepsi dan menghapus kenangan
mengerikan di medan perang. Obat dirancang untuk mencegah PTSD.
Namun sejauh ini, ternyata belum ada obat
untuk meningkatkan fungsi otak. “Jujur saja, tidak banyak dibandingkan
kafein atau nikotin,” kata Jonathan Moreno, bioetikawan University of Pennsylvania di Philadelphia.
Agen mikroba dan racun dari alam dapat digunakan untuk mengacaukan otak musuh secara alami. Dalam daftar ini termasuk neurotoksin
dari kerang air yang menyebabkan kematian dalam beberapa menit. Bakteri
itu dapat menimbulkan halusinasi, gatal dan selera yang aneh. Mikroba
amuba yang merangkak naik ke saraf penciuman, lalu dapat menyerang dan
membunuh jaringan otak.
“Laporan ini berisi gudang neuro-weapon dan banyak mengangkat isu etika serta hukum,” kata Jonathan Marks, bioetikawan Pennsylvania State University di University Park.
Beberapa ilmuwan telah berkomitmen untuk
menolak penerapan penelitian saraf untuk kepentingan dan tujuan militer
yang dianggap ilegal atau tidak bermoral.
“Ini tidak cukup hanya masalah etika.
Potensi sains begitu kuat sehingga tanggung jawab “ilmu saraf” berjalan
lebih jauh dari sekedar penelitian,” kata Curtis Bell, ilmuwan Oregon Health & Science University di Portland.

Sejauh ini telah ada sekitar 200 ahli saraf dari 18 negara telah menandatangani.
“Di satu sisi, apa yang ingin Anda
katakan adalah ilmu pengetahuan dan teknologi tidak boleh digunakan
untuk melakukan hal-hal buruk,” kata Giordano.
Militer Amerika Serikat mengeluarkan dana besar dalam penelitian otak. DARPA (Defense Advanced Research Projects Agency) memiliki beberapa daftar proyek penelitian terkait ilmu saraf.
“Faktanya kami hidup di sebuah dunia di
mana ada orang yang ingin melakukan hal-hal buruk kepada kami. Akhirnya,
beberapa hal ini menjadi luar sana,” kata Moreno.
Mind Control atau Pengendalian Pikiran
Pengontrolan atau pengendalian pikiran
(juga dikenal sebagai pencucian otak, persuasi koersif, kontrol pikiran,
atau berpikir reformasi) adalah sebuah upaya rekayasa pembentukan ulang
tata berpikir, perilaku dan kepercayaan tertentu menjadi sebuah tata
nilai baru, praktik ini biasanya merupakan hasil dari tindakan
indoktrinasi, dalam psikopolitik diperkenalkan dengan bantuan penggunaan
obat-obatan, hipnosis, televisi (film dan informasi layar) dan
sejenisnya.
Cuci otak mengacu pada proses indoktrinasi yang menghasilkan “penurunan nilai otonomi, ketidakmampuan untuk berpikir secara mandiri dan gangguan keyakinan dan afiliasi.”

Teori cuci otak dan pengendalian pikiran
pada awalnya dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana rezim totaliter
muncul untuk berhasil secara sistematis dalam mengindoktrinasi tawanan
perang melalui propaganda dan penyiksaan secara teknik.
Teori ini kemudian diperluas dan
dimodifikasi oleh psikolog termasuk Jean – Marie Abgrall dan Margaret
Singer untuk menjelaskan lebih luas fenomena ini, terutama konversi
untuk gerakan-gerakan keagamaan baru atau New Religious Movements (NRMs).
Sebuah teori generasi ketiga yang
diusulkan oleh Ben Zablocki berfokus pada penggunaan kontrol pikiran
untuk mempertahankan anggota NRMs dan sekte. Diketahui bahwa NRMs menggunakan teknik pengendalian pikiran telah mengakibatkan kontroversi ilmiah dan kontroversi hukum.
Apakah Anda Telah Terpengaruh Mind Control?
Bagaimana kira-kira penggunaan
pengendalian otak pada masa kini? Pengendalian pikiran ini dapat
diaplikasikan untuk berbagai macam keperluan intelijen, mulai dari
geo-politik hingga pemicu peperangan, dari mempengaruhi cara berfikir
hingga pembunuhan dan aksi terorisme.
Kebanyakan dari mereka adalah “sel-sel”
berfaham keras yang dipengaruhi dari masa kecil, namun tak sedikit dari
mereka juga dididik pada saat telah dewasa, dan kebanyakan adalah
melalui ideologi bahkan agama. Mengapa salah satunya melalui agama?
Karena telah melalui penelitian, kedua faham tersebut memang sangat
berpengaruh dalam cara berfikir melalui otak manusia.

john
Lenon, ditembak oleh fans-nya sendiri di taman Strawberry Field, yang
disinyalir sebagai salahsatu percobaan “mind control”.
Sel-sel teroris kebanyakan adalah hasil dari olahan “mind control”. Mereka adalah orang-orang yang telah diklasifikasikan sebagai “orang yang mudah terpengaruh”
dan dengan begitu biasanya mereka ditawari, dirayu atau masuki oleh
“kelompok-kelompok tertentu” yang telah memiliki visi dan misi yang
rata-rata untuk aksi kejahatan.
Sebagai contoh yang telah terjadi, seperti Peristiwa pembunuhan John Lennon yang termasuk “awal” dari percobaan mind control, dimana John justru dibunuh oleh fans-nya sendiri di taman Strowberry Field, Inggris.
Pembunuh itu “di dikte” melalui hipnosis,
kemudian ia pulang ke rumah dan membawa senjata kembali keluar rumah.
Lalu ia menuju Strawberry Field, awalnya diketahui sedang membaca koran
di taman itu, kemudian tiba-tiba ia melihat John dan mendekati lalu
membunuhnya.
Namun setelah fans itu membunuh John, ia
pun tersadar kembali dan merasa aneh dan tak mengerti, mengapa ia
membunuh sang pujaannya. Tapi bukti sudah menguatkan segalanya. Lalu,
dalam hal ini tetap harus ada pengalihan perhatian sebagai penyebabnya.
Siapa disalahkan? John Lenon, karena dia dicap sebagai “melawan Tuhan”.
Dalam hal ini hipnosis seperti “meloncati
ingatan” atau “skip the memory”, sehingga setelah sadar, anda tak
percaya bahwa anda telah melakukan sesuatu dibawah “Pengendalian
Pikiran” tersebut, karena memori otak tak merekamnya.

Ratusan
ilmuwan dan insinyur dunia menyatakan, bahan bakar pesawat tak mungkin
dapat meruntuhkan gedung, karena bahan bakar memiliki oktan tinggi,
yaitu saat terbakar akan habis tak tersisa.
Misal lainnya adalah pada Tragedi 9/11,
kebanyakan “sel-sel” tersebut tak menyadari bahwa apa yang mereka
lakukan, adalah sebuah jebakan. Mereka menaiki pesawat secara normal.
Semua itu telah direncanakan, karena AS
ingin menguasai minyak di Timur Tengah, ia mendapati kartu As, bahwa
kebetulan sedang berkonflik dengan Irak. Maka AS mengirimkan
“sel-sel”nya yang berpenampilan Arab.
Setelah mereka naik pesawat yang telah memiliki micro-camera tersembunyi tersebut, Auto-Pilot pesawat pun dikuasai dari darat, mirip drone masa kini.
“Sang pilot pembajak” cukup mengendalikan
dari darat dengan menggunakan mirip seperti sebuah simulasi ruang
kokpit, lengkap dengan layar monitor.
Lalu jalur yang harusnya dilalui pun
dibelokkan menuju kedua gedung WTC di New York. Setelah tragedi terjadi,
maka “sel-sel” tersebutlah yang dicurigai dan menjadi tersangka, untuk
menuju minyak di Irak! Alasannya pun hingga kini tak terbukti bahwa di
Irak terdapat apa yang disebut sebagai “senjata pemusnah massal”.
Sedangkan semua rekaman Osama bin Laden
yang mengakui bertanggung-jawab pun suatu kebohongan, karena Osama telah
meninggal sebelumnya akibat penyakit gagal ginjal. Kemudian kembali
lagi, dalam hal ini tetap harus ada pengalihan perhatian sebagai
penyebabnya. Siapa disalahkan? Teroris di dalam pesawat dan gembongnya
adalah Osama bin Laden. (baca: [BAHAS TUNTAS] Dibalik Layar: Fakta Nyata Tragedi WTC 9/11 Telah di Rakayasa!)
Sama seperti 9/11, pada peristiwa
hilangnya Malaysian Airways nomer penerbangan MH370 pun disinyalir
memiliki modus yang sama, namun dengan tujuan berbeda, yaitu mengarahkan
pesawat ke daerah terpencil lalu memusnahkannya dengan tembakan laser
berdaya sangat tinggi, pesawat pun musnah dan turut menghilangkan para
penumpangnya.
Auto-pilot pesawat itu pun
awalnya diambil-alih dan dikendalikan dari darat dan berbelok menuju
tempat terpencil untuk ditambak musnah menjadi debu.
Pada peristiwa MH370 terlihat “sel-sel”
yang diberikan paspor-paspor palsu. Karena AS memilik konflik dengan
Iran, maka mereka dituduh berasal dari Iran.
Bagaimana mungkin paspor-paspor palsu
dapat digunakan jika tak ada “tangan tak terlihat” diatasnya yang dapat
memiliki “hak veto” untuk meloloskan paspor tersebut dan berhasil masuk
ke pesawat? Coba anda sendiri menggunakan paspor palsu, pasti sudah
diborgol sejak awal.

Satupun dari ratusan satelit diatas
kepala kita juga tak mampu mendeteksi kemana perginya pesawat itu.
Misalkan jatuh, namun tak ada sinyal “beep” dari black-box pesawat yang masih mampu beeping hingga kedalaman 3 ribu meter dibawah laut.
Bagaimana mungkin mencari black-box “justru setelah” 30 hari, saat sinyal makin melemah? Padahal sudah diketahui jauh dari awalnya.
Adanya sinyal beep dari lautan yang diyakini dari MH370 oleh Australia, sejak awalnya hanyalah suatu kebohongan, bullshit!
Namun seperti sebelumnya telah
diterangkan, dalam hal ini tujuannya berbeda dengan Tragedi 9/11, yaitu
pihak tertentu ingin para insinyur Freescale “kelas wahid” dunia dari
Cina yang jumlahnya puluhan pada penerbangan MH370, dimusnahkan tanpa
jejak.
Lalu seperti biasa, dalam hal ini tetap
harus ada pengalihan perhatian sebagai penyebabnya. Siapa disalahkan?
Mereka adalah kedua orang yang dicurigai sebagai teroris yang
menggunakan paspor palsu dari Iran.
Jadi bisa kami dipastikan sejak awalnya,
bahwa pesawat Malaysia Airlines MH370 tak akan ditemukan. Dan benar
saja, pada Rabu tanggal 30 April 2014, pencarian melalui udara terhadap
MH370 di Samudera Hindia sebelah barat Australia, telah dihentikan.
(baca: Takkan Pernah Ditemukan: Misteri Hilangnya Pesawat Malaysia Airlines Jurusan KL – Beijing)
Mind control juga digunakan
dalam penggulingan sebuah pemerintahan suatu atau beberapa negara. Pada
waktu lalu “sel-sel” ini disebar di negara-negara daerah Arab, maka
pemerintahan mereka pun berjatuhan secara berantai, atau diistilahkan
sebagai “Arab Springs”.
“Sel-sel” mereka disebar melalui para
pendemo, memprotes pemerintahan yang sedang berjalan. Itulah kelemahan
“Demokrasi ala Barat”, dimana oposisi selalu ada, dan melalui merekalah
“agen-agen” penghancur sebuah negara dapat diuntungkan!
Karena telah menjadikan mereka sebagai “sel-sel alami” akibat pengaruh media yang dapat menyebar dengan lebih cepat dan pesat.
Maka peperangan antar negara pro Barat
pun tak perlu terjadi, cukup mereka sendiri yang berperang di dalam
negerinya melawan saudara-saudaranya sebangsa dan setanah air.
Pengadu-domba cukup duduk manis menonton “acara” ditemani camilan dan
kudapan dan menikmati hasil dari “sel-sel” mereka tersebut.
Hal ini mirip tragedi di Mesir, kejadian
yang diakhiri oleh ratusan kelompok Ikhwanul Muslimin (IM) yang akhirnya
500 lebih anggotanya terancam dihukum mati, cuma berawal dari sebuah
demo yang dilakukan hanya oleh satu orang wanita!
Ia hanya men-tweet lewat akun Twitter-nya memprotes pemerintahnya, dan ia berniat akan mendemo pemerintah di Lapangan Tahrir, walau pun ia hanya sedirian.

Siapa wanita sebagai pioneer
yang berani dengan sendirian telah mengawali demonstrasi tersebut?
Hingga kini siapa dia, tiada satu pun yang tahu! Yang jelas ia seorang
“sel” yang bekerja sebagai “agen rahasia”.
Maka akhirnya setelah perlawanan yang
sengit masih terjadi, namun intelijen Barat ingin “campur tangan” hingga
mengadu domba pihak Islam dan Kristen.
Bagusnya mereka tak terjebak, justru
malah bersatu, kaum Kristen justru membentengi kaum Muslim saat berdemo.
Bahkan “sel-sel” dari intelijen ingin membakar Gereja, maka kaum Muslim
berdiri melingkari gereja-gereja agar tak dibakar.
Namun tetap saja siapapun dari agama
manapun yang melawan pemerintah sudah dicap sebagai teroris dan
dilarang. Lalu, untuk kesekian kalinya dalam hal ini tetap harus ada
pengalihan perhatian sebagai penyebabnya. Siapa disalahkan? Ikhwanul
Muslimin! (baca: Krisis Mesir: Lawan Kudeta Militer, Rakyat Diadu Domba, Caranya? Puluhan Gereja Dibakar!)
Persatuan suatu negara memang mutlak
absolut dan harus dikedepankan. Seharah membuktikan bahwa dengan
bersatunya suatu bangsa, untuk beberapa kalinya, kaum satanic pasti
mundur.

Ditambah pengajaran oleh kaum sesat mengenai kebebasan nafsu duniawi, maka pengendalian mainstream-media sedunia yang merupakan misi mereka akan tercapai, lambat namun pasti, itu pun jika anda larut di dalamnya.
Apakah anda termasuk orang yang kurang
bersyukur? Dan selalu menjadi sosok yang tak pernah puas, pendengki,
penyebar firnah, seorang yang provokatif, pengadu domba, pendendam dan
sejenisnya? Dalam ajaran agama apapun, tak ada pelajaran seperti itu,
yang ada hanyalah waspada atau mempertahankan agama dan diri dari
serangan.
Bahkan dengan pendekatan agama, banyak
dari mereka justru membela para koruptor, provokator, penyebar fitnah
dan sejenisnya, hanya karena para politikus atau koruptor itu berkedok
menggunakan peci atau mengenakan salib, dan tak mengamalkan apa yang
mungkin sering mereka baca di dalam Kitab Sucinya masing-masing.
Semua pengaruh itu berawal dari media dan
lingkungan. Apakah melalui media TV, internet dan film, tanpa sadar,
anda telah disusupi cara berfikir sebagai orang tak tak pernah
bersyukur? Awas! Alam bawah sadar anda mungkin sudah dimasuki, dengan
cara berfikir anda seperti itu. Dan itulah yang mereka mau, sebagai
pemecah belah bangsa di dunia.
The Manchurian Candidate, Sang Pembunuh Bayaran Tanpa Sadar
Novel ini telah diadaptasi dua kali menjadi sebuah film dengan judul yang sama, pada tahun 1962 dan pada tahun 2004.
Pada masa kini, salah satu teknologi
teknik cuci otak tersebut sudah beberapa dekade ini dipelajari oleh
Amerika Serikat dan sekutunya.
Teknik melalui, misal salah satunya:
hipnosis, sudah sangat maju di teliti Amerika Serikat dan sekutunya.
Bahkan seseorang atau lebih, dapat menjadi pembunuh bayaran tanpa mereka
sadari!!
Nah, pada akhirnya pembunuh-pembunuh
bayaran tersebut pada masa kini sering disebut sebagai “the Manchurian
Candidate” (silahkan lihat video dibawah yang wajib dilihat atau
ditonton).
(created since: Jan 7, 2014, sources: added & editted by IndoCropCircles, other sources: davidicke.com / wanttoknow.info / wikipedia.org)
VIDEO:
MIND CONTROL – Hypnosis Sequence (The Manchurian Candidate by Jesse Ventura)
Big Brain War Of The Worlds – Dr Ed Spencer Anthony J Hilder Trevor Coppola (1:00)

0 Komentar
Berkomentarlah dengan sopan dan santun