DEDI MULYADI MINTA PRESIDEN JOKOWI AKUI AGAMA KEJAWEN & SUNDA WIWITAN

12186563_1664226487126933_2561349079676346441_o (1)Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menyoroti kebijakan Bima Arya yang melarang perayaan Asyuro Syiah. Dia beranggapan Bima Arya tidak tau adat dan sejarah Kota Bogor yang dahulu menjadi pusat kerajaan pajajaran.
Dedi menegaskan seharusnya Bima Arya mencontoh Siliwangi sebab Siliwangi atau yang bernama asli Sri Baduga Maharaja dulu menerapkan sistem Pluralisme dan ajaran cinta kasih.
Dedi mencontohkan melalui akun facebooknya pernikahan Siliwangi dengan seorang Muslimah dari Kota Karawang merupakan salah satu bentuk toleransi dan pluralisme yang diajarkan Siliwangi selama memimpin pajajaran.

Maka secara tidak langsung, Dedi Mulyadi sendiri membenarkan bahwa pernikahan Siliwangi dengan seorang Muslimah asal Karawang merupakan pernikahan beda agama. Artinya, Siliwangi bukanlah seorang Islam.
Dedi Mulyadi ternyata belum paham Agama Islam. Ajaran Islam melarang seorang wanita muslimah menikah dengan laki-laki Non Islam. Jika demikian, maka pernikahan Siliwangi yang non Islam dengan wanita muslimah merupakan Perzinahan.
Alhasil konsep Pluralisme yang dibawa Dedi Mulyadi ternyata menabrak syariat Islam.
Seperti dikutip kantor berita RMOL.com pasca pelarangan perayaan syiah oleh Bima Arya, Dedi Mulyadi meminta kepada Presiden Jokowi mengakui Agama leluhur seperti Agama Kejawen, Sunda Wiwitan, dan Mentawai. Karena menurutnya Padjajaran yang sekarang bernama Jawa Barat mempunyai sistem Pluralisme yang mengakui semua agama sama benarnya.

Baca: http://indtruth.blogspot.co.id/2015/11/bupati-purwakarta-konflik-sunni-syiah.html

Dedi menyayangkan warga yang menganut agama leluhur tidak bisa menuliskan keyakinan mereka di KTPnya padahal mereka adalah penganut agama leluhur Bangsa Indonesia sebelum datangnya Islam.
Maka pantaslah jika Dedi Mulyadi yang meskipun di dalam KTP nya beragama Islam tapi ternyata dalam pemikirannya menganut pemahaman liberal dan kesyirikan. Itu terbukti dengan kebijakan kebijakannya yang condong kepada atribut, ritual, atau tradisi agama Hindu dan agama leluhur seperti:
1. Warga Purwakarta wajib mematikan lampu di saat bulan Purnama
2. Setiap pohon di pinggir jalan wajib memakai balutan kain kotak-kotak yang bergaris emas di kedua sisinya.
3. Membangun patung-patung tokoh wayang berukuran besar di setiap persimpangan jalan.
4. Mendirikan penjor-penjor di pinggir jalan mirip hari raya galungan di Bali ketika hari jadi Purwakarta.
5. Rutin memberikan sesajen di bawah kereta kencana yang dikultuskannya dan sering di arak ke tengah kota ketika hari besar di Purwakarta.
6. Menyerukan kepada Aparatur desa agar menghentikan ceramah ulama yang dianggapnya provokatif.
UMAT ISLAM JAWA BARAT WAJIB WASPADA AQIDAH!

Untuk digali lebih dalam 

Aliran Kejawen
Boedi Oetomo dengan Kejawen dan Freemason

Posting Komentar

1 Komentar

Berkomentarlah dengan sopan dan santun