Klaim Safari ANS terkait harta Bung Karno senilai 57 ribu ton emas
yang dipinjamkan pada Amerika Serikat, sebagaimana tertuang dalam buku
“Harta Amanah Soekarno”, dituding hanya fantasi semata. Sebab, Safari
sendiri mengaku tak memegang dokumen asli
The Green Hilton Memorial Agreement atau Perjanjian Pemberian Utang tersebut.
Namun,
Safari membantah dengan mengatakan bahwa dokumen itu ada di Eropa, dan
balik menuduh bahwa yang menyebut itu fantasi adalah adalah konspirasi
internasional yang mau menghilangkannya.
“Dokumen Grand Hilton masih
terpecah, cerai berai. Belum sepenuhnya utuh. Ada 12 halaman lebih. Ini
merupakan konspirasi internasional untuk menghilangkannya. Dokumennya
ada yang asli dan palsu. Saya tidak pegang yang asli, ada (yang asli)
dipegang orang. Saya pernah lihat yang asli tapi tidak boleh difoto,” ujar Safari di Universitas Paramadina.
Safari
menuturkan, dokumen asli tersebut dipegang oleh orang Indonesia yang
ditinggal di Eropa. Namun dia menolak menyebutkan nama orang tersebut.
“Orang
Indonesia tinggal di Eropa,” ujar dia. “Secara teori membuktikan harta
amanah itu ada. Saya ingin agar orang Indonesia, sejarawan dan birokrat
mencatat fakta sejarah ini ada,” tambah Safari.
Untuk
meneliti hal itu, lanjut Safari, dia mengusulkan agar dibentuk tim
khusus untuk menindaklanjuti harta karun Bung Karno.
Seperti
diketahui, Safari meneliti harta karun Bung Karno hingga 10 tahun
lamanya. Untuk menelusuri jejak harta ini dia mencoba membuktikan lewat
keabsahan perjanjian
The Green Hilton Memorial Agreement.
The Green Hilton Memorial Agreement
adalah perjanjian antara Amerika diwakili John F Kennedy dan Indonesia
yang diwakili Soekarno dan perwakilan dari Swiss William Vouker. Dalam
perjanjian tersebut Amerika setuju untuk mengakui bahwa kekayaan
Indonesia ada berbentuk emas jumlahnya 57 ribu metrik ton emas.
Pada
tahun 1963, sistem keuangan Amerika masih menggunakan “Gold Standard”.
Artinya untuk setiap dolar yang dicetak, maka harus ada emas yang
dicadangkan. Dengan kata lain, jika memiliki tambahan cadangan emas
sebanyak 57.000 ton, maka Amerika bisa mencetak uang dolar sebesar nilai
emas tersebut. Oleh karena itu Kennedy meminjam emas milik Indonesia.
0 Komentar
Berkomentarlah dengan sopan dan santun