Nama lengkap beliau adalah Abbas Qasim bin Firnas. Ia terlahir di Izn-Rand Onda, Andalusia pada tahun 810 M dan menjalani masa kehidupannya di Cordoba. Ilmuwan penemu serba bisa ini meninggal tahun 887 M/274 H, tepatnya sekitar 12 tahun setelah ia melakukan uji coba terbang keduanya. Cedera yang dialaminya saat melakukan uji coba penerbangan itu membuat kondisi kesehatannya semakin memburuk. Sejarawan Barat, Philip K Hitti yang merupakan penulis buku History of The Arabs, menempatkan Ibnu Firnas sebagai salah satu tokoh besar dan manusia pertama dalam sejarah yang melakukan uji coba dalam bidang penerbangan.
Sekitar 200 tahun setelah Bacon atau 700 tahun pascaujicoba Ibnu Firnas, barulah konsep dan teori pesawat terbang dikembangkan. Pada tahun 875, Ibnu Firnas membuat sebuah prototipe atau model pesawat terbang dengan meletakkan bulu pada sebuah bingkai kayu. Inilah catatan dokumentasi pertama yang sangat kuno tentang pesawat terbang layang.
Ibnu Firnas merupakan ilmuwan yang sangat antusias dalam melakukan penelitian ilmiah. Ia bahkan disebut-sebut sebagai orang pertama yang berusaha melakukan percobaan penerbangan di udara. Dalam bidang ilmiah, ia memusatkan perhatiannya pada bidang ilmu-ilmu pasti (matematika) dan ilmu alam (fisika). Di antara bukti kecemerlangan otaknya dalam bidang ini adalah keberhasilannya dalam membuat atap rumahnya yang menyerupai bola langit. Hasil karyanya itu juga dilengkapi oleh sebuah perangkat yang mampu memperlihatkan gambaran tentang bintang, awan, kilat, dan halilintar di langit sebagaimana aslinya.
Salah satu dari dua versi catatan konstruksi pesawat terbang Ibnu Firnas menyebutkan, setelah menyelesaikan model pesawat terbang yang dibuatnya, Ibnu Firnas mengundang masyarakat Cordoba untuk datang dan menyaksikan hasil karyanya itu.
Warga Cordoba saat itu menyaksikan dari dekat menara tempat Ibnu Firnas akan memperagakan temuannya. Namun karena cara meluncur yang kurang baik, Ibnu Firnas terhempas ke tanah bersama pesawat layang buatannya. Dia pun mengalami cedera punggung yang sangat parah. Cederanya inilah yang memaksa Ibnu Firnas tak berdaya untuk melakukan ujicoba berikutnya.
Versi kedua catatan ini menyebutkan, Ibnu Firnas lalai memperhatikan bagaimana burung menggunakan ekor mereka untuk mendarat. Dia pun lupa untuk menambahkan ekor pada model pesawat layang buatannya. Kelalaiannya inilah yang mengakibatkan dia gagal mendaratkan pesawat ciptaannya dengan sempurna.
Cedera punggung yang tak kunjung sembuh mengantarkan Ibnu Firnas pada proyek-proyek penelitian di dalam ruangan (laboratorium). Dia pun meneliti gejala alam dan mempelajari mekanisme terjadinya halilintar dan kilat. Ibnu Firnas berhasil mengembangkan formula untuk membuat gelas dan kristal.
Sayang, tak lama setelah itu, tepatnya pada tahun 888, Ibnu Firnas wafat dalam keadaan berjuang menyembuhkan cedera punggung yang diderita akibat kegagalan melakukan ujicoba pesawat layang buatannya.
Sekilas tentang Ibnu firnas Abbas Ibnu Firnas atau Abbas Qasim Ibnu Firnas (dikenal dengan nama Latin Armen Firman) dilahirkan di Ronda, Spanyol pada tahun 810 M. Dia dikenal sebagai orang Barbar yang ahli dalam bidang kimia dan memiliki karakter yang humanis, kreatif, dan kerap menciptakan barang- barang berteknologi baru saat itu.
Pria yang suka bermain musik dan puisi ini hidup pada saat pemerintahan Khalifah Umayyah di Spanyol (dulu bernama Andalusia). Masa kehidupan Ibnu Firnas berbarengan dengan masa kehidupan musikus Irak, Ziryab.
Pada tahun 852, di bawah pemerintahan khalifah baru, Abdul Rahman II, Ibnu Firnas membuat pengumuman yang menghebohkan warga Cordoba saat itu. Dia ingin melakukan ujicoba terbang’ dari menara Masjid Mezquita dengan menggunakan `sayap’ atau jubah tanpa lengan yang dipasangkan di tubuhnya.
Dia berhasil mendarat walaupun dengan cedera ringan. Alat yang digunakan Ibnu Firnas inilah yang kemudian dikenal dengan parasut pertama di dunia. Menara Masjid Mezquita di Cordoba menjadi saksi bisu perwujudan konsep pertama pesawat terbang yang lahir dari pemikiran seorang Muslim.
Keberhasilannya itu tidak lantas membuat Ibnu Firnas berdiam diri. Dia kembali melakukan serangkaian penelitian dan pengembangan konsep serta teori dari gejala-gejala alam yang diperhatikannya.
Karya-karya baru pun bermunculan dari buah pemikiran Ibnu Firnas. mulai dari puisi, kimia, sampai astronomi, semuanya dipelajarinya dengan satu tujuan, yaitu mampu memberikan manfaat bagi umat manusia.
Di antara hasil karyanya yang monumental adalah konsep tentang terjadinya halilintar dan kilat, jam air, serta cara membuat gelas dari garam. Ibnu Firnas juga membuat rantai rangkaian yang
menunjukkan pergerakan benda-benda planet dan bintang. Selain itu, Ibnu Firnas pun menunjukkan cara bagaimana memotong batu kristal yang saat itu hanya bisa dilakukan oleh orang-orang Mesir.
Sejarah mencatat, pada tanggal 12 Juni 1979, Bryan L. Allen berhasil menerbangkan pesawat bertenaga manusia yang disebut Albatross Gossamer melintasi Selat Inggris. Penerbangan itu berlangsung 2 jam dan 49 menit pada ketinggian rata-rata 1.5m (5ft).
Namun tahukah anda? Lebih dari 1100 tahun sebelumnya, Abbas ibn Firnas telah berhasil meluncurkan mesin terbang di atas perbukitan Cordoba-Andalusia, dan diakui sebagai orang pertama yang sukses melakukan penerbangan.
0 Komentar
Berkomentarlah dengan sopan dan santun