Ilmuwan Terkejut: Hah? Dari Tes DNA, Manusia Keturunan Ubur-ubur Sisir?
Gagasan baru
akan asal-usul manusia dan hewan secara umum kembali muncul, namun semua
temuan ini bukan tak berdasar, melainkan juga secara keilmuan atau
sains.
Berdasarkan penelitian terbaru, ilmuwan mengungkapkan bahwa manusia mungkin keturunan makhluk serupa Ubur-Ubur Sisir, waduh!
Imuwan Terkejut
Diberitakan National Geographic, pada Kamis (12/12/2013) silam, Andy Baxevanis, pakar genetika dari National Human Genome Research Institute di Bethesda, Maryland, telah mengurai genom dari spesies Ubur-Ubur Sisir bernama Mnemiopsis leidyi.
Tadinya, dengan mempelajari Ubur-Ubur
Sisir, Baxevanis berniat mengisi gap dalam evolusi. Namun, setelah
penguraian genom spesies tersebut selesai, ia dan rekannya justru
dikejutkan dengan data hasil penelitian.
“Pemisahan paling awal dalam evolusi
(sekitar 600 juta tahun lalu) melibatkan Ubur-Ubur Sisir yang memisah
dari hewan-hewan lainnya,” kata Baxevanis yang memublikasikan hasil
risetnya di jurnal Science.
Dengan hasil penelitian itu, Ubur-Ubur
Sisir diduga merupakan hewan paling awal yang ada di dunia. Hewan ini
menjadi yang paling primitif di antara hewan-hewan primitif lain seperti
spons, ubur-ubur, serta golongan hewan yang disebut placozoa.
Memicu Perdebatan
Hasil penelitian ini memicu perdebatan. Pasalnya, sebelumnya diyakini bahwa spons merupakan hewan paling purba di Bumi.
Dari spons-lah, semua hewan, termasuk manusia, berkembang semakin kompleks.
Spons dianggap paling purba karena tidak memiliki sistem otot dan saraf, sementara Ubur-Ubur Sisir sudah memilikinya.
Jika terbukti bahwa Ubur-Ubur Sisir
adalah yang paling purba, maka skenario evolusi bisa digugat bahwa
mungkin ada kompleksitas yang hilang.
Riset Baxevanis dikomentari oleh Mansi Srivastava, pakar evolusi dari Massachusetts Institute of Technology
(MIT). Menurutnya, analisis data genetik dengan bantuan komputer kadang
menghasilkan kekerabatan dengan spesies-spesies yang kurang perlu.
Namun, Baxevanis justru mengatakan bahwa
penemuannya berguna sebab benar-benar tak terduga dan menguraikan apa
yang sebelumnya belum diketahui. “Kita menjadi pembuat masalah di sini,”
ungkapnya. (sumber: National Geographic / Kompas sains / Nature)
0 Komentar
Berkomentarlah dengan sopan dan santun